Bertaruh Nyawa, Begini Cara Basarnas Selamatkan Korban Terjebak di Gedung saat Gempa Bumi

Rabu, 18 Desember 2024 | 17:16 WIB
Bertaruh Nyawa, Begini Cara Basarnas Selamatkan Korban Terjebak di Gedung saat Gempa Bumi
Simulasi penyelamatan korban terjebak saat gempa bumi yang digelar Basarnas. (ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kantor SAR Jakarta menggelar latihan gabungan dalam simulasi penyelamatan korban yang terjebak di gedung tinggi akibat gempa bumi. Dalam latihan ini ada sekitar 120 personel gabungan yang terlibat diantaranya Basarnas, BPBD DKI Jakarta, potensi SAR, hingga pengelola gedung tinggi di Jakarta.

Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno, menyebut latihan ini sebagai upaya antisipasi bencana di akhir tahun.

Dalam latihan kali ini, simulasi dilakukan dengan skenario terjadinya gempa bumi di gedung pencakar langit yang menyebabkan kebakaran.

“Tadi kami mensimulasikan berbagai teknik pencarian dan penyelamatan seperti Collapse Structure Search and Rescue (CSSR) dan High Angle Rescue Technique (HART),” ujar Ribut, di salah satu gedung perkantoran Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (18/12/2024).

Baca Juga: Viral Kencingi Muka Wanita Diduga Ibunya, Pemuda Ini Dikecam Netizen karena Dicap Durhaka: Kelakuannya Ngalahin Iblis

Ribut menyampaikan, latihan ini diperlukan lantaran ancaman hidrometeorologi dan potensi gempa megathrust di Indonesia menjadi perhatian serius Basarnas.

Sementara itu, Kepala Kantor SAR Jakarta, Desiana Kartika Bahari mengatakan dalam latihan kali ini dibagi menjadi tiga teknik pencarian dan penyelamatan. Pertama yakni CSSR.

Petugas mengevakuasi korban dari gedung tinggi dalam simulasi gempa yang mengakibatkan gedung runtuh di Jakarta akibat gempa bumi pada Rabu (18/12/2024). (ANTARA/Mario Sofia Nasution)
Petugas mengevakuasi korban dari gedung tinggi dalam simulasi gempa yang mengakibatkan gedung runtuh di Jakarta akibat gempa bumi pada Rabu (18/12/2024). (ANTARA/Mario Sofia Nasution)

Desiana mengatakan, CSSR merupakan teknik penyelamatan untuk bangunan runtuh, seperti gedung yang ambruk saat gempa. Kemudian Vehicle Accident Rescue alias VAR, yang menangani kendaraan yang tertimpa bangunan atau korban terlindas.  

“Ketiga adalah HART, digunakan untuk evakuasi korban yang terjebak di gedung tinggi dalam kondisi kebakaran,” jelas Desiana.

Teknik HART mencakup evakuasi vertikal, baik dari bawah ke atas maupun sebaliknya, menggunakan tali dan peralatan khusus. Desiana menyebut bahwa personel dari berbagai komponen SAR dilibatkan untuk memastikan kolaborasi yang maksimal.

Baca Juga: Sadis! Nyabu Dulu Sebelum Tembak Mati Korban yang Dirampok, Hinca Demokrat Curiga Brigadir AKS Terlibat Gembong Narkoba

Jelang perayaan Natal dan pegantian tahun 2025, kata Desiana, pihaknya akan mendirikan posko di titik-titik rawan di wilayah kerja Jakarta, Bekasi, Depok, Tangerang, dan Sukabumi.

Berdasarkan data BMKG tentang potensi cuaca ekstrem dan gempa bumi, kata Desiana, menjadi dasar penguatan kesiagaan bagi pihaknya.

“Kami juga fokus pada antisipasi banjir dan pertolongan di air sesuai kondisi cuaca saat ini,” katanya.

Pelatihan seperti ini akan terus dilakukan secara berkala dengan melibatkan lebih banyak peserta. Rencananya pada 2025 nanti Tim SAR juga bakal melibatkan pihak eksternal yang membutuhkan edukasi kebencanaan.

“Kami siap melatih siapa pun yang membutuhkan, demi meningkatkan kapasitas penanganan bencana,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI