Momen Gibran Mengaku Senasib dengan Ketua PP Pemuda Katolik Usai Dipecat PDIP: Mas Gusma Senasib dengan Saya

Bangun Santoso Suara.Com
Rabu, 18 Desember 2024 | 14:09 WIB
Momen Gibran Mengaku Senasib dengan Ketua PP Pemuda Katolik Usai Dipecat PDIP: Mas Gusma Senasib dengan Saya
Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming. [Instagram @gibran_rakabuming]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka bicara soal dirinya yang dipecat PDIP. Ia mengaku senasib dengan Ketua Umum PP Pemuda Katolik Stefanus Gusma.

Momen itu saat Gibran berpidato di acara pelantikan Pengurus Pusat Pemuda Katolik di Kantor KWI, Jakarta, Selasa (17/12/2024).

Sebagai informasi, Stefanus Gusma adalah Ketum Pemuda Katolik periode 2024-2029 yang memutuskan keluar dari PDIP.

"Selamat kepada ketua dan seluruh jajaran yang baru saja dilantik malam ini. Jadi sebenarnya Mas Gusma ini senasib dengan saya, baru saja dikeluarkan dari partai," kata Gibran yang disambut tawa hadirin.

Baca Juga: Diminta Tak Takut Lapor jika Dilarang Rayakan Natal, Gibran di Depan Umat Katolik: Bisa Langsung WA Saya

Gibran mengingatkan perbedaan merupakan hal yang biasa dalam mewarnai demokrasi di Indonesia.

Gibran mengaku senang jika Gusma berjanji akan merangkul dan mengajak semua pemuda di Indonesia.

"Apapun background-nya dan apapun afiliasi politiknya, dan namanya pemuda memang harus bisa merangkul semua," katanya.

Gibran mengatakan dirinya senang jika para pengurus Pemuda Katolik berkomitmen untuk mengawal dan bersinergi dengan visi, misi dan program dari Presiden Prabowo Subianto.

Diketahui, Gibran dipecat oleh PDIP bersama 26 kader lain termasuk sang ayah yakni Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) serta iparnya yang juga Wali Kota Medan, Bobby Nasution.

Baca Juga: Yasonna Dipanggil KPK, PDIP: Akhir-akhir Ini Banyak Serangan ke Partai Kami Jelang Kongres

Pemecatan Gibran dan Bobby termuat dalam SK PDIP Nomor 1640 dan 1651. Keduanya dianggap melakukan pelanggaran-pelanggaran berat karena menentang keputusan partai yang mengusung Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI