"Si pelaku dari luar masuk ke dalam toko terus duduk di sofa terus dia mesen gofood setalah abang gofoodnya dateng setelah itu dia nyuruh saya nganterin makanannya ke kamar pribadinya terus di situ saya nolak karena di situ bukan tugas saya juga. Makanya saya nolak," kata Dwi
"Dari situ saya nolak pas saya nolak berkali kali dia negelampar saya pakai patu terus ngelempar saya pake bangku abis itu ngelempar saya pake EDC BCA (mesin bayar) abis itu saya ditarik sama ayahnya si pelaku," sambungnya.
Kemudian, Dwi mengatakan, penganiayaan sempat dilerai dan akhirnya dia bisa keluar toko, namun HP dan tasnya tertinggal ia lantas kembali masuk ke dalam toko.
Lalu pelaku justru melakukan penganiayaan kembali dengan melempar kursi.
"Akhirnya saya kabur ke belakang ke tempat banyak oven di situ saya gabusa kemana mana akhirnya saya dilempari lagi dengan barang barang terus yg endingnya saya dilempari lagi pake loyang kue sampe pala saya berdarah," katanya.
Dwi mengaku kejadian tersebut sebelumnya juga pernah terjadi pada September 2024. Selain penganiayaan, pelaku juga melakukan kekerasan verbal dan mengaku kebal terhadap hukum.
"Ada hal lain juga sebelum kejadian ini dia pernah nagatain saya miskin babu terus dia juga sempet ngomong “orang miskin kayak lo gabisa masukin gua ke penjara gua nih kebal hukum”, terus saya di situ mau resign tapi ditahan adiknya si pelaku," ujarnya.
"Di situ saya dilempar pakai tempat solasi tapi kena kaki saya. Kalau terus dia juga lempar saya pakai meja tapi nggak kena," imbuhnya.
Atas kejadian tersebut, Dwi kemudian melapor ke Polsek Rawamangun kemudian dirujuk ke Polsek Cakung. Namin kedua Polsek itu tak bisa menerima laporan dan akhirnya Dwi melaporkan kejadian ke Polres Metro Jakarta Timur.