Suara.com - Pihak keluarga kasus dugaan tertukarnya seorang bayi berharap bisa mendapatkan kebenaran dan keadilan. Kasus tertukarnya bayi yang baru saja dilahirkan ini sebelumnya terjadi di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) , Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada September 2024 lalu.
Ayah korban yang berinisal MR mengatakan dengan dilakukannya tes DNA ini anaknya yang tertukar bisa kembali kepelukan keluarga.
“Ya alhamdulillah semoga saja ada harapan yang bisa tercapai untuk tes DNA ini,” kata MR kepada awak media di Jakarta, Selasa (17/12/2024).
MR mengatakan dirinya yakin bayinya tertukar lantaran wajah bayinya dengan jenazah bayi yang diberikan oleh pihak rumah sakit berbeda.
Pasalnya saat itu, MR sempat melihat wajah bayinya saat mengadzani waktu baru saja dilahirkan. Namun setelahnya kembali mengambil bayi tersebut lantaran masih harus mendapatkan perawatan medis.
“Saya azanin saja wajahnya berbeda dengan yang meninggal ini. Mulai dari panjangnya juga beda, kalau yang dari saya azanin itu enggak ada tahi lalatnya tapi yang meninggal itu ada,” ucap MR.
MR semakin yakin jika bayinya terkukar saat dirinya membongkar makam bayi tersebut, sehari setelah dimakamkan.
Berdasarkan hasil catatan rumah sakit, bayi MR memiliki panjang 47 cm. Sementara jenazah yang dimakamkan memiliki tinggi badan sekitar 70-80 cm.
“Kaya bayi 1 bulan,” pungkasnya.
Baca Juga: Bagi-bagi Buku Tulis ke Warga Cempaka Putih, Kaesang Ogah Disamakan dengan Gibran
Memasuki Babak Baru
Kasus dugaan bayi yang tertukar di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ), Cempaka Putih, Jakarta Pusat, memasuki babak baru. Pihak kepolisian bersama dengan dokter forensik kini melakukan ekshumasi terhadap jenazah bayi yang meninggal untuk dilakukan tes DNA.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro mengatakan, pihaknya telah berkooordinasi dengan pihak keluarga dan rumah sakit soal bukti yang bersifat administratif guna kepastian atas status anak tersebut.
"Hari ini pihak kepolisan memahami bahwa tidak ada yang lebih berharga dari seorang anak dalam keluarga dengan alasan kemanusiaan, sekaligus langkah-langkah penyelidikan, maka hari ini kami melaksanakan ekshumasi untuk memberikan kepastian status atas anak tersebut," kata Susatyo kepada awak media, Selasa (17/12/2024).
"Sehingga mungkin nanti ada dua kemungkinan, apakah itu benar sesuai dengan hasil tes DNA atau mungkin yang kedua, mungkin berbeda," katanya menambahkan.