Suara.com - Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, menegaskan bahwa Ukraina akan menghadapi pembalasan tak terelakkan menyusul kematian Igor Kirillov, yang dianggap sebagai tindakan teroris oleh pihak berwenang Rusia.
Dalam pernyataan kepada RIA Novosti, Medvedev, sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, menuding kepemimpinan Ukraina telah melakukan serangan pengecut di tengah kekalahan militer yang tak terhindarkan.
“Kepemimpinan militer-politik rezim Kyiv akan menghadapi pembalasan yang tak terelakkan atas pembunuhan Kirillov. Mereka melancarkan serangan tercela ke kota-kota yang damai,” ujar Medvedev dengan tegas.
Kematian Igor Kirillov terjadi pada Senin pagi setelah sebuah ledakan mengguncang kawasan perumahan di tenggara Moskow. Menurut laporan media pemerintah Rusia, alat peledak tersebut disembunyikan di dalam sebuah skuter listrik.
Komite Investigasi Rusia langsung menyatakan insiden ini sebagai aksi terorisme.
“Penyelidikan intensif sedang berlangsung. Tim ahli forensik, penyidik, dan layanan operasional sedang bekerja untuk mengungkap semua detail kejahatan ini,” kata Komite Investigasi dalam pernyataan resminya melalui Telegram.
Berdasarkan hasil investigasi awal, skuter yang digunakan adalah KugooKirin, merek asal Tiongkok yang memiliki pasar besar di Rusia dan berbagai gudang di Eropa. Lokasi kejadian berhasil diidentifikasi berkat analisis forensik yang mengaitkan skuter tersebut dengan area di dekat gedung perumahan di Moskow.
Insiden ini menambah panas hubungan antara Rusia dan Ukraina, dengan Moskow berulang kali menuding Kyiv sebagai dalang serangan-serangan terhadap wilayah Rusia. Medvedev menegaskan bahwa Rusia tidak akan tinggal diam dan akan menindaklanjuti insiden ini dengan tegas.
“Pihak berwenang Rusia tengah mengumpulkan bukti dan informasi tambahan untuk memastikan pihak mana yang bertanggung jawab,” tambah Medvedev.
Sementara itu, pihak berwenang Rusia masih mendalami motif serta jaringan yang diduga terkait dengan aksi peledakan ini. Beberapa pakar keamanan Rusia menyebut insiden tersebut sebagai bagian dari upaya provokasi di tengah konflik berkepanjangan antara kedua negara.
Kematian Kirillov semakin memperumit situasi geopolitik di kawasan, di mana serangan seperti ini dikhawatirkan akan memicu aksi balasan yang lebih besar dari Rusia.