Menekan ekspor ilegal captagon bahkan sempat menjadi alat tawar-menawar dalam upaya normalisasi hubungan Suriah dengan negara-negara Arab.
Menurut Bank Dunia, perdagangan captagon adalah sektor paling bernilai di tengah ekonomi Suriah yang porak-poranda akibat perang, dengan estimasi nilai mencapai US$1,9 miliar (sekitar Rp30 triliun) hingga US$5,6 miliar (sekitar Rp90 triliun), hampir menyamai PDB Suriah yang hanya US$6,2 miliar (sekitar Rp93 triliun) pada 2023.
Di salah satu pabrik, lapisan atasnya memproduksi cokelat dan keripik, sementara lantai bawahnya menjadi sarang produksi narkoba. Pil captagon disembunyikan dalam berbagai benda, mulai dari sistem kelistrikan hingga buah plastik. Harga satu pil berkisar antara US$2 (Rp30.000) hingga US$20 (sekitar Rp300 ribu), tergantung lokasi penjualannya.
Mohammad al Toot, pemilik pabrik tersebut, menceritakan bagaimana pabrik makanannya diambil alih paksa ketika ia mengungsi ke Mesir pada 2014.
“Amer Khayti bersama Maher al Assad dan Bashar al Assad mengubah pabrik saya menjadi tempat produksi narkoba. Saya mencoba mendapatkan hak saya kembali, tetapi tidak ada yang membantu,” ungkapnya dengan getir.