Suara.com - Panglima Hay'at Tahrir al-Sham (HTS), salah satu kelompok militan di Suriah yang baru-baru ini menggulingkan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad, telah mengumumkan bahwa pemerintahan baru akan membubarkan semua kelompok oposisi bersenjata di negara tersebut.
Menurut laporan IRNA yang mengutip jaringan berita Al-Mayadeen, Abu Muhammad al-Julani, yang mengaku sebagai komandan Departemen Operasi Militer Suriah, menyampaikan pernyataan tersebut pada Minggu malam.
Dia menegaskan bahwa semua kelompok bersenjata akan dibubarkan dan bahwa tidak akan ada senjata yang dimiliki oleh siapa pun selain pasukan pemerintah, meskipun tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Al-Julani juga menyatakan bahwa, kecuali untuk beberapa spesialisasi tertentu yang memerlukan dinas selama waktu singkat, tidak akan ada wajib militer di ketentaraan.
Baca Juga: Israel Lancarkan Serangan Udara ke Situs Militer di Damaskus
Menyikapi kondisi Suriah yang sedang dilanda perang, komandan HTS ini menekankan bahwa prioritas utama dari pemerintahan baru adalah membangun kembali rumah-rumah yang hancur dan membantu semua pengungsi untuk kembali ke rumah mereka.
Dia juga menyebutkan bahwa masalah kenaikan gaji sebesar 400 persen di Suriah sedang dipertimbangkan.
Perlu dicatat bahwa Suriah saat ini dikelilingi oleh puluhan organisasi bersenjata dan sekitar seratus ribu individu bersenjata, beberapa di antaranya tidak loyal kepada penguasa baru yang dipimpin oleh Hay'at Tahrir al-Sham.