Suara.com - Pilkada Serentak 2024 telah berakhir. Sejumlah harapan disampaikan oleh berbagai pihak, khususnya dari masyarakat.
Menanggapi hal itu, Analis Politik dari Lingkar Madani (LIMA), Ray Rangkuti, menyampaikan keinginan masyarakat terhadap kepala daerah terpilih dalam Pilkada 2024 sesungguhnya sederhana. Salah satu yang penting adalah tidak korupsi.
"Yang dibutuhkan publik dari kepala daerah itu, kalau mereka sulit membangun, minimal jangan korupsi deh," kata Ray kepada wartawan, dikutip Sabtu (14/12/2024).
Ia melihat harapan masyarakat terhadap gubernur, wali kota, bupati maupun wakilnya yang terpilih, tak muluk-muluk. Jika kepala daerah terpilih tak mampu mewujudkan janji-janji kampanye, masyarakat berharap minimal mereka tak korupsi.
Baca Juga: KPU Jakarta Pusat Mulai Rekapitulasi Suara Pilkada DKI Jakarta
Menurutnya, hal itu berlaku dalam Pilkada 2024 di berbagai wilayah, termasuk Pilkada Jakarta 2024.
"Kalau mereka sulit merealisasikan janji-janji, minimal jangan korupsi, jangan sampai ditangkap oleh KPK atau dipanggil oleh kejaksaan," tuturnya.
Diketahui, Pilkada Serentak 2024 telah berakhir. Pilkada berlangsung di 37 provinsi, 415 kabupaten dan 93 kota.
Salah satu persoalan dalam penyelenggaraan pilkada kali ini ialah angka partisipasi pemilih yang rendah. Artinya, angka golput melonjak tinggi. KPU RI mengeklaim, angka partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 sebesar 71 persen.
Pilkada 2024 juga diwarnai dengan kandidat yang melawan kotak kosong, serta adanya calon independen dan lainnya. Di Jakarta sendiri, pilkada dimenangkan oleh pasangan Pramono Anung dan Rano Karno. Pramono-Rano menang Pilkada satu putaran dengan raihan 2.183.239 suara atau 50,07 persen.
Baca Juga: Usulkan 26 Pemungutan Suara Ulang di Pilkada, Rekomendasi Bawaslu Ditolak KPU, Kenapa?