Suara.com - Seorang pria asal Amerika Serikat yang dilaporkan hilang setelah menyeberang ke Suriah dengan berjalan kaki tujuh bulan lalu telah ditemukan dalam keadaan selamat. Pria bernama Travis Timmerman itu ditemukan oleh kelompok pemberontak yang membebaskan tahanan di berbagai penjara di Suriah.
Dalam wawancara dengan Al-Arabiya TV, Travis Timmerman mengungkapkan bahwa ia ditangkap oleh penjaga perbatasan pada akhir Mei saat menyeberangi pegunungan menuju Suriah sebagai bagian dari ziarah keagamaan.
"Saya diberi makan, diberi minum, dan diperlakukan dengan cukup baik. Namun, saya tidak diizinkan menggunakan kamar mandi kapan pun saya mau," ujarnya.
Meski mendengar suara orang lain yang disiksa selama penahanannya, ia menegaskan bahwa dirinya tidak mengalami kekerasan.
Baca Juga: Terungkap! Adik Assad Dalangi Bisnis Narkoba Miliaran Dolar
Awalnya, muncul spekulasi bahwa pria tersebut adalah Austin Tice, seorang jurnalis AS yang hilang di Suriah sejak 2012. Namun, Travis Timmerman membantah bahwa ia seorang jurnalis, dan keluarga Tice juga tidak percaya pria itu adalah anak mereka.
Timmerman sebelumnya dilaporkan hilang di Budapest, Hongaria, pada 28 Mei. Laporan orang hilang dari pihak berwenang Hongaria dan Missouri menyebut bahwa ia terakhir terlihat di sebuah gereja sebelum menuju lokasi yang tidak diketahui.
Travis Timmerman, yang diyakini berusia 29 tahun, ditemukan di Dhiyabia, sebuah kota kecil di luar Damaskus, pada Kamis dini hari. Dalam beberapa video yang dirilis oleh pemberontak, ia tampak tanpa alas kaki dan mendapatkan perlakuan yang baik.
Pemberontak dilaporkan membebaskan banyak tahanan dari penjara-penjara di Suriah, termasuk penjara Sednaya yang terkenal dengan praktik penyiksaan brutal selama rezim Bashar al-Assad.
Saat pemberontak melanjutkan operasi mereka, fokus utama adalah membebaskan para tahanan politik dan korban kekejaman rezim Assad. Penemuan Timmerman menjadi salah satu cerita keberhasilan dalam momen penuh ketegangan di Suriah, meski ribuan orang lainnya masih terperangkap dalam sistem penahanan yang kejam.
Baca Juga: Trump Undang Xi Jinping ke Pelantikan, Tiongkok Belum Beri Jawaban