Suara.com - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Joe Biden, pada hari Kamis mengumumkan paket bantuan senjata baru untuk Ukraina senilai 500 juta dolar AS (sekitar Rp7.7 Triliun) menurut pernyataan Menteri Luar Negeri Antony Blinken.
Juru bicara Gedung Putih, John Kirby, sebelumnya mengatakan bahwa Amerika Serikat akan terus memberikan paket bantuan tambahan untuk Ukraina hingga masa pemerintahan ini berakhir.
Untuk pembaruan terkini tentang perang Rusia-Ukraina, kunjungi halaman khusus kami.
Sepuluh hari yang lalu, Washington mengumumkan akan mengirimkan bantuan senilai 725 juta dolar AS untuk Ukraina, yang terdiri dari rudal, amunisi, ranjau anti-personel, dan berbagai senjata lainnya.
Baca Juga: Trump Undang Xi Jinping ke Pelantikan, Tiongkok Belum Beri Jawaban
Pemerintahan Biden yang akan segera berakhir berupaya memperkuat Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia sebelum masa jabatan Biden berakhir pada bulan Januari, saat Presiden terpilih dari Partai Republik, Donald Trump, akan menjabat.
Paket bantuan pada hari Kamis senilai sekitar 500 juta dolar AS tersebut mencakup amunisi untuk sistem roket artileri mobilitas tinggi (HIMARS) dan rudal anti-radiasi berkecepatan tinggi (HARM), serta bantuan lainnya, menurut Blinken.
Setelah pengumuman paket ini, tersisa sekitar 5,6 miliar dolar AS dalam kewenangan pengambilan Presiden (Presidential Drawdown Authority/PDA) untuk segera mengirimkan senjata dari stok AS ke garis depan tanpa memerlukan persetujuan kongres.
Pasukan Moskow terus merebut desa demi desa di wilayah timur Ukraina sebagai bagian dari upaya mereka menguasai kawasan industri Donbas, sementara serangan udara Rusia menargetkan jaringan energi Ukraina yang tengah terpukul saat musim dingin semakin dekat.
Baca Juga: Suriah Memanas: Serangan Udara Israel dan Klaim Mengejutkan dari Mantan Pemimpin Al-Qaeda