Terungkap! Adik Assad Dalangi Bisnis Narkoba Miliaran Dolar

Bella Suara.Com
Jum'at, 13 Desember 2024 | 09:00 WIB
Terungkap! Adik Assad Dalangi Bisnis Narkoba Miliaran Dolar
Presiden Suriah Bashar al-Assad menunggu kedatangan mitranya dari Prancis di Damaskus, Suriah, pada tanggal 3 September 2008. [Louai BESHARA / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Keruntuhan dramatis rezim Bashar al-Assad di Suriah telah membuka tabir gelap dari pemerintahannya, termasuk perdagangan narkoba terlarang captagon dalam skala industri.

Pejuang oposisi yang berhasil merebut pangkalan militer dan pusat distribusi stimulan jenis amfetamin ini menemukan bahwa captagon telah membanjiri pasar gelap di seluruh Timur Tengah.

Dipimpin oleh kelompok "Hayat Tahrir al-Sham" (HTS), kelompok oposisi mengklaim menemukan sejumlah besar narkoba dan berjanji untuk menghancurkannya.

Pada hari Rabu, kelompok tersebut mengizinkan jurnalis AFP masuk ke sebuah gudang di area tambang di pinggiran Damaskus, tempat pil captagon disembunyikan di dalam komponen listrik untuk diekspor.

Baca Juga: Dari Selfie dengan Merkel hingga Jurnalis di Berlin: Kisah Inspiratif Pengungsi Suriah yang Enggan Pulang Kampung

Pasukan oposisi Suriah memeriksa komponen penyimpanan listrik yang digunakan untuk menyembunyikan pil captagon, merek dagang dari obat stimulan psikotropika Fenethylline, di gudang fasilitas produksi obat di kota Douma, wilayah Ghouta Timur, di pinggiran timur Damaskus pada 12 Desember 2024 (AFP).

Peralatan Rumah Tangga

Abu Malek al-Shami, seorang pejuang bertopeng, mengatakan, “Setelah kami masuk dan memeriksa, kami menemukan bahwa ini adalah pabrik milik Maher al-Assad dan rekannya, Amer Khiti.”

Maher al-Assad, saudara dari Bashar al-Assad yang kini diduga melarikan diri, dikenal luas sebagai sosok yang mengendalikan perdagangan captagon yang menguntungkan. Sementara itu, Amer Khiti, seorang politikus Suriah, dikenai sanksi oleh pemerintah Inggris pada 2023 karena dianggap mengendalikan berbagai bisnis yang memfasilitasi produksi dan penyelundupan narkoba.

Di sebuah garasi besar di bawah gudang tersebut, ribuan pil captagon berwarna krem dikemas dalam gulungan tembaga stabilisator tegangan listrik rumah tangga yang baru.

Baca Juga: Suriah Memanas: Serangan Udara Israel dan Klaim Mengejutkan dari Mantan Pemimpin Al-Qaeda

“Kami menemukan banyak perangkat yang diisi dengan paket pil captagon untuk diselundupkan ke luar negeri. Jumlahnya sangat besar, sulit dihitung,” ujar Shami.

Di gudang atas, terdapat tumpukan kardus yang siap digunakan untuk menyamarkan barang-barang selundupan sebagai muatan barang standar, di samping karung-karung soda kaustik.

Soda kaustik, atau natrium hidroksida, merupakan bahan utama dalam produksi metamfetamin, stimulan lainnya.

Pendapatan dari perdagangan captagon telah menopang pemerintahan al-Assad selama 13 tahun perang saudara di Suriah. Bahkan, menurut investigasi AFP pada 2022, captagon menjadi ekspor terbesar Suriah, jauh melampaui semua ekspor legal negara tersebut.

Para ahli, seperti penulis laporan Juli dari Carnegie Middle East Center, percaya bahwa al-Assad menggunakan ancaman kerusuhan akibat narkoba untuk menekan pemerintah-pemerintah Arab.

Pemusnahan Barang Bukti

Temuan di gudang tersebut sangat besar, tetapi stok captagon yang lebih kecil namun tetap signifikan juga ditemukan di fasilitas militer yang terkait dengan unit-unit di bawah komando Maher al-Assad.

Jurnalis AFP pekan ini menyaksikan pembakaran pil captagon di pangkalan udara Mazzeh, yang kini dikuasai oleh pasukan oposisi. Di tempat yang sama, ditemukan barang selundupan lain seperti obat Viagra palsu dan uang kertas $100 palsu.

“Saat kami masuk, kami menemukan sejumlah besar captagon. Jadi, kami menghancurkan dan membakarnya. Jumlahnya sangat banyak,” ujar seorang pejuang oposisi yang menggunakan nama sandi “Khattab”.

HTS, yang telah membentuk pemerintahan transisi untuk menggantikan administrasi yang runtuh, menegaskan tidak berniat merugikan negara tetangga melalui perdagangan narkoba yang bernilai miliaran dolar tersebut.

“Kami membakar barang ini karena berbahaya bagi manusia dan lingkungan,” tegas Khattab.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI