Suara.com - Setidaknya 35 warga Palestina tewas pada Kamis pagi akibat serangan bom Israel yang menghantam berbagai wilayah di Jalur Gaza, menurut laporan dari kantor berita Palestina, WAFA.
Di antaranya, tujuh orang, termasuk anak-anak dan perempuan, tewas saat sebuah bangunan tempat tinggal di Jalan al-Jalaa, Kota Gaza, dibom. Sedangkan 15 orang lainnya tewas dalam serangan terhadap sebuah rumah yang menjadi tempat perlindungan bagi pengungsi di barat Kamp Nuseirat, Jalur Gaza tengah.
Di wilayah barat Kota Rafah, selatan Jalur Gaza, 13 warga Palestina tewas dan lainnya terluka dalam serangan yang mengenai orang-orang yang tengah memberikan bantuan.
Sebelumnya, tenaga medis menyatakan bahwa sedikitnya 30 orang juga terluka dalam serangan Rafah, dengan beberapa di antaranya dalam kondisi kritis.
Baca Juga: Palestina Jadi Tempat Paling Berbahaya bagi Jurnalis, 54 Orang Tewas Sepanjang 2024
Di kota Khan Younis yang terletak tidak jauh dari sana, sebuah serangan udara Israel mengenai sekelompok pria yang bertugas mengamankan pengiriman bantuan, melukai beberapa orang.
Kelompok bersenjata telah beberapa kali merampok truk bantuan yang baru saja masuk ke wilayah tersebut, mendorong kelompok Hamas membentuk satuan tugas untuk menghadapi mereka.
Sumber-sumber dari Hamas dan tenaga medis menyatakan bahwa pasukan yang dipimpin Hamas telah membunuh lebih dari dua puluh anggota geng-geng tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Hamas menyebutkan bahwa serangan udara militer Israel telah menewaskan sedikitnya 700 polisi yang bertugas mengamankan truk bantuan di Gaza sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023.
Upaya gencatan senjata yang dilakukan oleh mediator Arab, Mesir, dan Qatar, yang didukung oleh Amerika Serikat, gagal mencapai kesepakatan antara kedua pihak yang bertikai.
Baca Juga: Akankah Hamas Setuju Gencatan Senjata dengan Israel di Jalur Gaza? Media AS Soroti Hal Ini
Pada hari Rabu, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa secara bulat memilih untuk menuntut gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen antara Israel dan militan Palestina Hamas di Jalur Gaza serta pembebasan semua sandera.
Resolusi Majelis Umum ini tidak mengikat, tetapi memiliki pengaruh politik yang mencerminkan pandangan global terhadap perang ini. Amerika Serikat, Israel, dan tujuh negara lainnya menentang resolusi gencatan senjata, sementara 13 negara memilih untuk abstain.
Militer Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, memaksa hampir seluruh 2,3 juta penduduknya meninggalkan rumah mereka, memicu kelaparan dan penyakit mematikan serta menewaskan lebih dari 44.800 orang, menurut otoritas kesehatan Palestina.