Siswa Babak Belur Dianiaya di WC Sekolah, Anggota DPRD Geram Kasus Bullying hingga Ultimatum Pihak SMA 70 Jakarta

Kamis, 12 Desember 2024 | 11:53 WIB
Siswa Babak Belur Dianiaya di WC Sekolah, Anggota DPRD Geram Kasus Bullying hingga Ultimatum Pihak SMA 70 Jakarta
Ilustrasi bullying. [KlikKaltim.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com -  Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Nasional Demokrat (NasDem), Wibi Andrino menyayangkan insiden dugaan perundungan (bullying) yang terjadi di SMA 70 Jakarta.

Menurut Wibi, perilaku seperti itu tidak hanya melanggar nilai-nilai moral dan kemanusiaan, tetapi juga dapat meninggalkan dampak psikologis yang mendalam kepada korban.

"Sebagai anggota DPRD DKI Jakarta, saya sangat prihatin dan mengecam keras insiden bullying yang terjadi di SMA 70 Jakarta,” kata Wibi di Jakarta, Kamis (12/12/2024).

Wibi menegaskan bullying di lingkungan sekolah tidak boleh dianggap remeh atau dibiarkan terjadi.

Sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi siswa untuk belajar dan berkembang, bukan tempat di mana kekerasan atau intimidasi terjadi.

“Kasus ini menjadi pengingat bagi kita semua, khususnya bagi institusi pendidikan, untuk meningkatkan pengawasan, pembinaan karakter, dan penegakan aturan di sekolah,” kata Wibi.

Selain itu, Wibi juga mendesak pihak sekolah SMA 70 Jakarta untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap pelaku sesuai dengan aturan yang berlaku dan memastikan pendampingan bagi korban, baik secara fisik maupun psikologis.

Selain itu, Dinas Pendidikan (Disdik) DKI dan lembaga pendukung lainnya juga harus turun tangan untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang lagi.

DPRD DKI sendiri sebagai lembaga pengawasan, kata Wibi, juga akan mendorong penguatan kebijakan terkait perlindungan anak dan pencegahan kekerasan di lingkungan pendidikan.

Baca Juga: Sebut Jhon LBF Bak Preman, Wamenaker Immanuel Ebenezer Siap Bekingi Septia: Saya Gak Peduli Siapa Dia!

“Saya mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk orang tua, guru, dan siswa, untuk bersama-sama menciptakan budaya sekolah yang positif, berlandaskan empati, dan saling menghormati,” kata Wibi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI