Suara.com - Gereja St. Peter di Lucerne telah memasang hologram Yesus yang dibekali AI untuk menerima pengakuan dosa. Inovasi ini dibuat sebagai bagian dari proyek seni yang disebut 'Deus in Machina' (Tuhan dalam Mesin).
Para jemaat cukup menyuarakan kekhawatiran dan pertanyaan mereka untuk mendapatkan respons dari wajah Yesus Kristus yang ditampilkan secara digital.
Seorang jemaat yang terkesan mengatakan kepada outlet berita DW: "Saya terkejut, itu sangat mudah, dan meskipun itu mesin, itu memberi saya begitu banyak nasihat."
Meskipun pemasangannya hanya sementara, Gereja St. Peter mengatakan bahwa chatbot serupa suatu hari nanti dapat mengambil alih beberapa tanggung jawab pemuka agama. Namun, tidak semua orang terkesan, terbukti dengan adanya beberapa pengunjung yang menyebut nasihat tersebut umum dan mencapnya sebagai tipu muslihat.
Baca Juga: Asus Expertbook P5 Meluncur ke Indonesia, Laptop Bisnis Banyak Fitur AI
Berdasarkan video yang beredar, pata umat tampak duduk di bilik pengakuan dosa yang dari sana layar yang memperlihatkan wajah Yesus dapat dilihat melalui jeruji.
Saat pengunjung mengajukan pertanyaan, AI menafsirkan kata-kata mereka dan merumuskan jawaban, menganimasikan wajah tersebut sehingga bergerak mengikuti ucapan yang dihasilkan komputer.
AI Yesus bahkan dilengkapi dengan kemampuan berbicara dalam 100 bahasa berbeda untuk melayani banyak wisatawan yang berkunjung ke tempat itu.
Ketika masuk ke ruangan, jamaah disambut oleh AI Jesus yang melantunkan pesan: 'Jangan ungkapkan informasi pribadi dalam keadaan apa pun, gunakan layanan ini dengan risiko Anda sendiri, tekan tombol jika Anda setuju.'
Setelah itu para pengunjung bebas berinteraksi dengan AI dengan cara apa pun yang mereka suka dengan menekan tombol dan berbicara dengan suara keras.
Baca Juga: Cara Mengaktifkan Meta AI di WhatsApp, Chatbot Serbaguna Berbasis Kecerdasan Buatan
Banyak yang datang untuk melihat avatar AI melaporkan datang dengan pertanyaan tentang kitab suci atau mencari nasihat spiritual.
"Saya bertanya tentang spiral kekerasan, bagaimana cara memutusnya. Jawabannya: melalui doa dan bukan mencari pembalasan," ujar salah seorang pengunjung.
"Ia mampu meneguhkan saya dalam cara saya melakukan berbagai hal dan ia mampu membantu saya dengan pertanyaan-pertanyaan yang saya miliki seperti bagaimana saya dapat membantu orang lain untuk lebih memahami-Nya dan menjadi lebih dekat dengan-Nya," sahut lainnya.