Tetap jadi 'Parpol Darling' Meski Sudah Dibuang PDIP, Analis: Jokowi Masih Punya Kendali Atas...

Rabu, 11 Desember 2024 | 12:04 WIB
Tetap jadi 'Parpol Darling' Meski Sudah Dibuang PDIP, Analis: Jokowi Masih Punya Kendali Atas...
Foto Jokowi dan Megawati (X)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Figur Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi nampaknya masih menarik jadi pembahasan akhir-akhir ini. Terlebih pasca tak lagi dianggap sebagai bagian dari PDI Perjuangan atau PDIP

Menanggapi hal itu, Pakar Politik dari Universitas Diponegoro (Undip) Wahid Abdulrahmah, menilai, jika Jokowi masih menjadi kesayangan partai politik atau istilahnya 'Parpol Darling.' 

"Mantan presiden Jokowi hingga saat ini masih menjadi kesayangan parpol "Parpol Darling". Hal tersebut bisa dilihat dari sejumlah partai besar yang memberikan ruang bagi Jokowi dengan mengundangnya dalam kegiatan strategis partai seperti undangan Partai Golkar dan Gerindra," kata Wahid saat dihubungi Suara.com, Rabu (11/12/2024). 

Menurutnya, hal itu terjadi karena Jokowi masih memiliki efek elektoral yang cukup kuat khususnya di Jawa Tengah. Pilkada lalu menjadi salah satu bukti.  

Baca Juga: Rayu Ukhti tapi Bahasa Inggrisnya Blepotan, Gaya Ceramah Habib Zaidan Bikin Netizen Mual: Menjijikan!

Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) saat ditemui dikediaman pribadinya, Kamis (28/11/2024). [Suara.com/Ari Welianto]
Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) saat ditemui dikediaman pribadinya, Kamis (28/11/2024). [Suara.com/Ari Welianto]

"Jokowi masih memiliki kendali atas aktor-aktor jaringan. Selain tentunya daya tarik bagi pemilih di level akar rumput, meski daya tersebut mulai mengalami penurunan," ujarnya. 

Sementara itu, dari perspektif Jokowi sendiri, dirinya melihat, saat ini memang masih nyaman dengan posisinya yang tidak terikat dengan partai manapun.  

"Namun demikian kelak Jokowi memerlukan dukungan partai untuk keberhasilan agenda politiknya. Saat ini menjadi bagian dari parpol yang sudah kuat dan matang relatif menjadi pilihan terbaik jika dibandingkan dengan membentuk partai baru. Meskipun hal ini bisa berubah ketika kelak Jokowi mampu mengkonsolidasikan relawan-relawannya untuk bertransformasi menjadi parpol," ujarnya. 

"Sementara bagi parpol, eksistensi Jokowi semestinya menjadi penguat, bukan menciptakan fraksi baru yang kontrapoduktif dengan stabilitas internal," imbuhnya. 

Sebelumnya, Jokowi melakukan manuvernya usai tak lagi dianggap menjadi bagian dari PDIP. Ia langsung bertemu dengan Presiden RI yang juga Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu. Pertemuan itu dibalut dengan agenda makan malam bersama. 

Baca Juga: Tulis Surat di Penjara, Tom Lembong Bongkar soal Ketidakadilan: Hidup di Tahanan Makin Membuka Hati Saya...

Kemudian kemarin, Ketua MPR RI yang juga Sekjen partai Gerindra Ahmad Muzani mengunjungi kediaman pribadi Jokowi di Solo. Meski dalam pertemuan itu berdalih untuk mengundang Jokowi hadir dalam Kongres Gerindra di Februari 2025. 

Sementara itu, Golkar juga menyatakan terang-terangan jika pihaknya terbuka menerima Jokowi jika ingin bergabung dengan partainya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI