Suara.com - Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, membuat pernyataan mengejutkan terkait status nuklir negaranya. Dalam sebuah wawancara, ia mengungkapkan bahwa lebih dari selusin kepala nuklir kini telah dipindahkan ke Belarus.
Pengumuman ini datang sebagai respons terhadap pertanyaan mengenai hubungannya dengan Rusia, yang selama ini semakin erat.
Lukashenko menanggapi skeptisisme terkait klaim tersebut dengan nada tegas.
“Banyak yang mengira ini lelucon, tetapi mereka salah. Mereka tidak menyadari bagaimana kami membawanya masuk,” ujarnya, sambil menekankan bahwa pengiriman kepala nuklir tersebut memang benar-benar telah terjadi.
Baca Juga: Sehari usai Assad Kabur ke Rusia, Pemerintahan Transisi Suriah Segera Dibentuk
Pernyataan ini mencuat hanya beberapa hari setelah kunjungan Presiden Rusia, Vladimir Putin, ke Belarus.
Dalam kunjungannya, Putin menandatangani perjanjian yang memperkuat hubungan keamanan antara kedua negara, termasuk penempatan senjata nuklir taktis Rusia di wilayah Belarus.
Dokumen yang ditandatangani juga memperbarui doktrin nuklir Rusia, yang kini memasukkan Belarus dalam perlindungan nuklir Rusia, sebuah langkah yang memicu kekhawatiran internasional, terutama di tengah ketegangan yang meningkat terkait konflik Ukraina.
Dengan pengumuman ini, Lukashenko seolah menegaskan bahwa Belarus kini menjadi bagian dari aliansi nuklir Rusia, meningkatkan kekhawatiran tentang eskalasi ancaman nuklir di kawasan Eropa Timur.
Peningkatan ketegangan ini mencerminkan dinamika baru dalam hubungan Rusia-Belarus, yang semakin kompleks dalam konteks geopolitik global.
Baca Juga: Damaskus Jatuh ke Tangan Oposisi, AS Tak Berubah Sikap, Assad Cari Suaka di Rusia?