Suara.com - Beredar sebuah video di media sosial TikTok yang menyebutkan bahwa Pramono Anung, Sekretaris Kabinet Indonesia, berjanji akan mentransfer Rp20 juta kepada warganet setelah dirinya menang dalam Pilkada Jakarta.
Video tersebut diunggah oleh akun TikTok “pramono.anung0” pada Kamis (28/11/2024) dan akun “pramonoanung1” pada Sabtu (30/11/2024). Video tersebut menampilkan narasi berikut:
“Assalamualaikum, terima kasih untuk yang memilih saya hingga menjadi Gubernur Jakarta. Saya, Pramono Anung, bernazar atas kemenangan apabila video ini lewat di beranda Anda lalu berkomentar selamat, terus follow, tekan love, dan share video ini, Rp20 juta akan langsung dikirim dalam waktu 30 menit ke depan ditransfer di manapun Anda berada.”
Pemeriksaan Fakta
Mengutip hasil penelusuran Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) dengan menggunakan alat pencarian gambar Yandex, menunjukkan bahwa cuplikan video diunggah dari dua artikel di situs setkab.go.id, yaitu:
Baca Juga: Yakin Pramono-Rano Menangkan Sengketa Pilkada Jakarta di MK, Jubir: Tim Sudah Kumpulkan Bukti
Artikel berjudul "Peringatan HANI 2022, Pramono Anung: Mari Bersama Perangi Narkoba" yang tayang pada Juni 2022.
Artikel berjudul "Seskab Pramono Anung: Idulfitri Itu Persatukan Secara Emosional Keluarga, Tetangga, dan Masyarakat" yang tayang pada Juni 2019.
Konteks asli dari kedua artikel tersebut sama sekali tidak ada hubungannya dengan Pilkada Jakarta atau klaim transfer uang Rp20 juta.
Selain itu, Tim TurnBackHoax mengamati audio dari kedua unggahan tersebut dan menemukan bahwa audio dalam video tersebut identik. Audio tersebut kemudian diunduh, dikonversi dalam bentuk audio, dan diunggah ke alat pendeteksi kecerdasan buatan (AI) elevenlabs.io.
Hasil analisis menunjukkan bahwa audio tersebut merupakan hasil rekayasa kecerdasan buatan dengan probabilitas mencapai 96%.
Baca Juga: Cek Fakta: Gus Miftah Bagi Bantuan sebagai Permintaan Maaf ke Masyarakat
Kesimpulan
Video yang berisi narasi bahwa Pramono Anung akan mentransfer Rp20 juta setelah menang Pilkada Jakarta adalah konten palsu (fabricated content). Klaim tersebut tidak berdasar dan hanya merupakan hasil rekayasa kecerdasan buatan.