Penegakan Hukum Lemah, Indonesia Jadi Target Empuk Kejahatan Seksual Dunia

Selasa, 10 Desember 2024 | 17:00 WIB
Penegakan Hukum Lemah, Indonesia Jadi Target Empuk Kejahatan Seksual Dunia
Ilustrasi kasus kejahatan seksual. [commons.m.wikimedia.org/Diani Apsari]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kelemahan penegakan hukum yang terjadi di tanah air dalam beberapa waktu belakangan menjadikan Indonesia sebagai target penjahat dunia dalam tindak kekerasan seksual.

Ketua Yayasan Ketahanan Perempuan dan Anak Margareth Hanita menyampaikan informasi tersebut saat menghadiri acara Global Policy Dialogue di Korea Selatan tentang teknologi facilitated gender-based violence (GBV).

Margareth menyebut, lantaran penegakan hukumnya dinilai lemah, para pelaku kekerasan seksual bisa bertindak secara leluasa.

"Jadi banyak saat ini kekerasan berbasis gender yang difasilitasi oleh teknologi. Dan Indonesia termasuk yang menjadi target. Karena apa? Payung hukumnya, penegakan hukumnya lemah, perempuan dan anak-anak mudah sekali terbujuk rayu," kata Margareth dalam media talk di kantor Kementerian PPPA, Jakarta, Selasa (19/12/2024).

Baca Juga: Bahaya Judi Online Mengancam, Pakar Hukum Tawarkan 4 Solusi Ampuh

Dia menyebutkan, kalau di Indonesia hampir semua bentuk kekerasan seksual berbasis teknologi sudah terjadi.

"Dari yang kekerasaan seksual online yang betul-betul hanya dalam bentuk yang ringan, sampai love scamming yang perputaran uangnya sampai miliaran. Jadi Indonesia target, semua itu tentang technology facilitated GBV," imbuh Margareth.

Hal lain yang juga jadi penyebab Indonesia dijadikan target kejahatan seksual karena sistem teknologi yang ada dianggap lemah.

Ia mendorong pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait untuk bersinergi memperkuat sistem hukum dan teknologi agar ancaman kekerasan seksual berbasis teknologi dapat diminimalkan.

"Teknologi kita masih lemah. Untuk mengatasi ini, kita membutuhkan akuransi digital yang canggih, dan itu tidak murah. Ini tantangan besar buat kita," ucapnya.

Baca Juga: Isu Penegakan Hukum Jadi Sorotan, Para Pembantu Presiden Diminta Bisa Terjemahkan Instruksi Prabowo

Margareth juga menekankan pentingnya langkah pencegahan sebagai upaya utama untuk melindungi perempuan dan anak dari ancaman kekerasan seksual berbasis teknologi.

"Mencegah jauh lebih baik daripada mengobati. Pepatah lama ini sangat relevan dengan tantangan yang kita hadapi saat ini," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI