Suara.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Senin bahwa ia tidak akan menghentikan perang di Gaza "sekarang", dengan upaya baru menuju gencatan senjata yang sedang berlangsung.
Berbicara pada konferensi pers di Yerusalem 14 bulan setelah perang melawan Hamas Palestina, ia mengatakan "jika kita mengakhiri perang sekarang, Hamas akan kembali, pulih, membangun kembali, dan menyerang kita lagi dan itulah yang tidak ingin kita lakukan lagi".
Netanyahu menegaskan kembali bahwa ia telah menetapkan tujuan pemusnahan Hamas, penghapusan kemampuan militer dan administratifnya untuk mencegah serangan di masa mendatang tetapi mengatakan bahwa tujuan tersebut belum selesai.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada tanggal 23 Oktober bahwa Israel telah berhasil membongkar kapasitas militer Hamas dan menyingkirkan kepemimpinan seniornya. Dengan keberhasilan tersebut, katanya, sudah waktunya untuk memulangkan para sandera dan mengakhiri perang dengan pemahaman tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.
Baca Juga: Israel Ekspansi Wilayah, Rebut Jabal el-Sheikh Suriah dalam 1 Jam!
Dalam beberapa hari terakhir, ada tanda-tanda bahwa negosiasi gencatan senjata dan pembebasan sandera yang gagal selama berbulan-bulan mungkin akan dihidupkan kembali dan mencapai terobosan.
Qatar, mediator utama, mengatakan pada hari Sabtu bahwa ada "momentum" baru untuk negosiasi yang diciptakan oleh pemilihan Donald Trump di Amerika Serikat.
Seorang sumber yang dekat dengan delegasi Hamas mengatakan pada saat yang sama bahwa Turki serta Mesir dan Qatar telah melakukan upaya terpuji untuk menghentikan perang, dan putaran pembicaraan baru dapat segera dimulai.
Pada hari Minggu, perdana menteri bertemu dengan keluarga sandera yang ditawan di Gaza dan mengatakan bahwa perang Israel terhadap Hizbullah dan Hamas akan memfasilitasi negosiasi untuk pembebasan mereka.
Para pengunjuk rasa, termasuk kerabat para sandera, telah berulang kali menyerukan kesepakatan untuk membebaskan para tawanan dan menuduhnya memperpanjang perang.
Baca Juga: Rezim Assad Tumbang, Israel Lancarkan Serangan Udara di Suriah
Perang di Gaza dipicu oleh serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023 yang mengakibatkan kematian 1.208 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan data resmi.
Selama serangan itu, para operator juga menculik 251 sandera, 96 di antaranya masih berada di Gaza, termasuk 34 orang yang menurut militer telah tewas.
Serangan balasan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 44.758 orang, sebagian besar warga sipil, menurut data dari kementerian kesehatan yang dikelola Hamas yang dianggap dapat diandalkan oleh PBB.