Ia mengklaim, adanya Munas itu juga dilakukan atas dasar adanya kekecewaan yang dirasakan sejumlah pengurus PMI di bawah kepemimpinan Jusuf Kalla atau JK.
"Ya proses munasnya sesuai dengan ketentuan organisasi dimungkinkan, karena teman-teman itu kecewa, teman-teman itu merasa dipasung aspirasinya, sehingga nggak bisa bicara, nggak bisa ngomong gitu," katanya.
"Lalu dengan arogansi kekuasaan seperti itu, lalu akibat pengapnya itu, mereka bikin (munas) tandingan sendiri, karena di sini ada kebebasan, sebelumnya terkungkung gitu," sambungnya.

Ajak Adu Pengesahan
Sebelumnya, Politisi Senior Partai Golkar, Agung Laksono, mengaku tak masalah dengan terpilihnya Jusuf Kalla (JK) kembali menjadi Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) periode 2024-2029.
JK sendiri kembali jadi Ketua PMI usai dipilih secara aklamasi dalam sidang pleno kedua musyawarah nasional organisasi yang digelar pada Minggu (8/12/2024) malam di Jakarta. Diketahui Agung sebelumnya terpilih sebagai Ketua PMI versi Munas PMI tandingan di Hotel Sultan Jakarta.
"Ya kami telah melaksanakan sesuai dengan aturan tentang organisasi. Ya nggak masalah," kata Agung saat dihubungi, Senin (9/12/2024).
Ia menyerahkan semua kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Hukum untuk menentukan hasil Munas PMI mana yang akan diterima.
"Nanti biar, ya biar nanti mungkin pemerintah juga tentu akan melakukan penilaian ya," katanya.
Baca Juga: Rekam Jejak Agung Laksono, Klaim Terpilih Jadi Ketua Umum PMI Versi Munas Tandingan
Untuk diketahui, Jusuf Kalla kembali terpilih menjadi Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) periode 2024-2029 usai dipilih secara aklamasi dalam sidang pleno kedua musyawarah nasional organisasi tersebut yang digelar pada Minggu (8/12/2024) malam di Jakarta.