Ia juga menuding Komisi Pemilihan Umum (KPU) ikut andil dari hasil tersebut karena dituding melakukan pembiaran kepada 802.147 warga Jakarta tidak memilih.
Terlebih, banyak formulir C6-KWK yang merupakan undangan untuk mencoblos banyak yang tidak terdistribusikan.
"Perolehan suara (Pramono-Rano) menang di 2 juta, tetap saja Golput yang menang di angka 3 juta," ujarnya.