Suara.com - Pernyataan kontroversial Pangeran Harry dalam memoirnya Spare yang mengungkapkan jumlah pasukan Taliban yang dia bunuh selama bertugas di Afghanistan telah menimbulkan pro dan kontra di kalangan banyak pihak. Dalam bukunya, Pangeran Harry menyebutkan bahwa selama penugasan keduanya di Afghanistan pada 2012, dia berhasil membunuh 25 pejuang Taliban, sebuah pengakuan yang memicu kemarahan sejumlah tokoh militer terkemuka.
Namun, reaksi lain datang dari rekan sesama tentara Pangeran Harry yang mengenalnya selama menjalani pelatihan di Akademi Militer Sandhurst dan bertugas di Afghanistan pada 2008. Levison Wood, seorang mantan tentara parasut yang kini dikenal sebagai penjelajah dan penulis, memberikan pandangannya kepada The Times tentang keputusan Harry.
“Secara pribadi, saya tidak akan melakukannya, tetapi dia telah menjual lebih banyak buku daripada saya, bukan?” ujarnya dengan nada yang lebih santai.
Pangeran Harry sendiri menyebutkan dalam bukunya bahwa selama penugasan di Camp Bastion, dia terlibat dalam enam misi yang berujung pada pengambilan nyawa manusia. Dia mengungkapkan bahwa dalam pandangannya, para musuh yang dibunuhnya bukanlah orang melainkan bidak catur yang diambil dari papan permainan.
Baca Juga: Meghan di California, Harry di New York: Apa Kata Sang Pangeran soal Isu Keretakan Rumah Tangga?
“Jadi, jumlah saya adalah 25. Itu bukan angka yang membuat saya puas, tapi juga tidak memalukan bagi saya,” katanya dalam bukunya.
Pernyataan ini memicu gelombang protes di Afghanistan, namun Pangeran Harry membela keputusannya untuk mengungkapkan hal tersebut dalam sebuah wawancara dengan Stephen Colbert di The Late Show.
“Tanpa ragu, kebohongan yang paling berbahaya adalah bahwa saya seolah-olah membanggakan jumlah orang yang saya bunuh di Afghanistan,” ungkap Harry.
"Jika saya mendengar siapa pun yang membanggakan hal seperti itu, saya akan marah. Tapi itu adalah kebohongan." lanjutnya.
Harry menegaskan bahwa niatnya mengungkapkan jumlah pembunuhan itu bukan untuk membanggakan dirinya, melainkan untuk mengurangi angka bunuh diri di kalangan veteran.
Baca Juga: Meghan Markle Tunjuk Diri Sendiri Sebagai CEO Bisnis Lifestyle Miliknya
"Saya membuat pilihan untuk membagikan ini karena setelah hampir dua dekade bekerja dengan para veteran di seluruh dunia, saya pikir yang terpenting adalah bersikap jujur dan memberi ruang bagi orang lain untuk berbagi pengalaman mereka tanpa rasa malu. Tujuan utama saya dalam membagikan rincian ini adalah untuk mengurangi jumlah bunuh diri," jelasnya.
Sementara itu, sejumlah pihak menilai bahwa pernyataan Harry, meski dimaksudkan untuk memberikan dampak positif, tetap menghadirkan dampak negatif. Banyak yang merasa bahwa pengungkapan seperti itu justru akan menambah ketegangan di kalangan keluarga korban konflik yang telah lama terjadi.
Harry sendiri mengakui bahwa reaksi terhadap kata-katanya sangat menyakitkan dan menantang, terutama ketika media memutarbalikkan konteks dari pengakuannya.