Suara.com - Pemberontak Suriah mendeklarasikan jatuhnya Presiden Bashar al-Assad hari ini, kurang dari dua minggu setelah serangan kilat yang mengakhiri kekuasaan keluarganya selama puluhan tahun.
Ketika warga Suriah menyadari perubahan negara, bendera pemberontak telah menggantikan poster Assad, yang sebelumnya terpampang di hampir setiap sudut. Perkembangan ini dapat menyebabkan perubahan yang signifikan - bendera resmi baru untuk negara yang telah mengalami banyak perubahan bendera.
Bendera Suriah Saat Ini
Bendera Suriah saat ini telah digunakan sejak 1980 dan merupakan bentuk penghormatan kepada persatuan Arab. Warna-warna pada bendera tersebut memiliki arti sebagai berikut:
- Merah melambangkan darah yang tertumpah dalam revolusi untuk kebebasan warga Suriah
- Putih melambangkan masa depan yang damai
- Bintang hijau di tengah melambangkan Suriah dan Mesir - dua negara pendiri Republik Arab Bersatu
- Hitam melambangkan penindasan yang diduga dialami oleh orang Arab
Bendera ini pertama kali diadopsi pada tahun 1958 ketika negara tersebut telah merdeka dari pengaruh Eropa dan memutuskan untuk membentuk Republik Arab Bersatu dengan Mesir.
Negara ini telah mengganti benderanya sebanyak tiga kali antara tahun 1961 dan 1980 sebelum akhirnya menggunakan desain yang sekarang. Namun, dengan lengsernya Bashar al-Assad, hal itu dapat segera berubah.
Bendera Pemberontak Suriah
Pada hari Minggu, ketika pemberontak mengumumkan di televisi pemerintah Suriah bahwa dinasti keluarga yang telah berdiri selama 50 tahun telah disingkirkan, bendera oposisi berwarna hijau-putih-hitam-merah terlihat di seluruh negeri. Perayaan tersebut bergema di Jerman, Turki, dan Yunani, di mana ribuan orang yang gembira melambaikan bendera oposisi Suriah.
Pendukung pemberontak memasuki kedutaan Suriah di Athena dan mengibarkan bendera oposisi Suriah dari atap gedung. Polisi menahan empat orang, namun membiarkan bendera tersebut berkibar, menurut laporan Reuters.
Baca Juga: Jatuhnya Rezim Bashar Assad di Suriah, Iran Peringatkan Israel Soal Ini
Bendera Pemberontak dan 'Kemerdekaan'