Jatuhnya Rezim Bashar Assad di Suriah, Iran Peringatkan Israel Soal Ini

Andi Ahmad S Suara.Com
Senin, 09 Desember 2024 | 14:10 WIB
Jatuhnya Rezim Bashar Assad di Suriah, Iran Peringatkan Israel Soal Ini
Kepala Negara Suriah, Bashar Assad [X]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bashar Assad resmi mengundurkan diri dari jabatan sebagai kepala negara Suriah, tentunya hal ini menjadi sorotan dari negara bagian timur tengah seperti Iran dan Israel.

Kali ini, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengecam keberadaan tentara Israel di Suriah di tengah pengunduran diri Bashar Assad.

Stasiun penyiaran negara Israel, Kan, sebelumnya melaporkan bahwa pasukan Israel (IDF) pada Minggu (8/12) telah menduduki pos Suriah di Gunung Hermon setelah tentara Suriah meninggalkan posisinya di zona penyangga.

Juru bicara IDF dalam bahasa Arab, Avichai Edri, kemudian mengeluarkan peringatan, mengimbau penduduk lima kota perbatasan di Suriah selatan untuk tetap berada di rumah dan tidak keluar demi alasan keamanan.

"Pezeshkian dengan tegas mengutuk tindakan rezim Zionis yang melanggar integritas teritorial Suriah. Ia juga menyerukan kepada semua pihak Suriah serta negara-negara tetangga untuk waspada terhadap penyalahgunaan situasi oleh rezim Zionis untuk memperluas dan menerapkan kebijakan ilegalnya terhadap bangsa-bangsa di kawasan ini," kata kantor Presiden Iran.

Kepala otoritas pemerintahan Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya mengatakan bahwa perjanjian pemisahan dengan Suriah di Dataran Tinggi Golan, yang dicapai segera setelah Perang Yom Kippur 1973, tidak lagi berlaku karena tentara Suriah telah meninggalkan posisinya.

Netanyahu menegaskan bahwa, bersama dengan kepala pertahanan dan dengan dukungan penuh dari kabinet, ia telah memerintahkan tentara Israel untuk menduduki zona demarkasi dan pos-pos yang mengontrolnya.

Israel secara aktif memperkuat pertahanannya di Dataran Tinggi Golan di tengah jatuhnya Presiden Bashar Assad di Suriah dan perebutan sebagian besar negara tersebut oleh pasukan oposisi bersenjata.

Kelompok bersenjata Suriah merebut ibu kota negara Damaskus pada Minggu (8/12).

Baca Juga: Jatuhnya Bashar al-Assad, Simbol Kelemahan Rusia di Tengah Konflik Ganda

Perdana Menteri Suriah Mohammad Ghazi al-Jalali mengatakan bahwa ia dan 18 menteri lainnya memutuskan untuk tetap berada di Damaskus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI