Jatuhnya Bashar al-Assad, Simbol Kelemahan Rusia di Tengah Konflik Ganda

Bella Suara.Com
Senin, 09 Desember 2024 | 14:04 WIB
Jatuhnya Bashar al-Assad, Simbol Kelemahan Rusia di Tengah Konflik Ganda
Seorang pejuang anti pemerintah merayakan kemenangannya di Lapangan Umayyah di Damaskus, Suriah, Minggu (8/12/2024). [Bakr AL KASSEM / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepergian Presiden Suriah Bashar al-Assad dari jabatannya menandai momen penting yang mencerminkan lemahnya posisi Rusia di panggung geopolitik global.

Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Ukraina pada Minggu (8/12), situasi ini menunjukkan ketidakmampuan Rusia untuk bertahan menghadapi tekanan di dua medan konflik sekaligus—di Suriah dan Ukraina.

Sejak 2015, Rusia telah menjadi pendukung utama rezim Assad melalui serangkaian serangan udara terhadap oposisi, sekaligus menggunakan dua pangkalan militer utama di Suriah.

Seorang wanita mengibarkan bendera oposisi Suriah saat merayakan kemenangan di Lapangan Umayyah di Damaskus, Suriah, Minggu (8/12/2024). [Bakr AL KASSEM / AFP]
Seorang wanita mengibarkan bendera oposisi Suriah saat merayakan kemenangan di Lapangan Umayyah di Damaskus, Suriah, Minggu (8/12/2024). [Bakr AL KASSEM / AFP]

Namun, invasi Moskow ke Ukraina yang telah berlangsung hampir tiga tahun ternyata menguras sumber daya militernya secara signifikan.

Baca Juga: Israel Diam-diam Duduki Wilayah Perbatasan Golan saat Konflik Suriah

Dalam pernyataan resminya, Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan, “Peristiwa di Suriah menunjukkan kelemahan rezim Putin, yang tidak mampu berperang di dua front sekaligus dan bahkan meninggalkan sekutunya demi melanjutkan agresi terhadap Ukraina.”

Rusia mengonfirmasi bahwa Bashar al-Assad telah meninggalkan jabatannya dan menyerahkan kekuasaan secara damai. Namun, lokasi Assad saat ini tidak diungkapkan, dan belum ada kepastian apakah militer Rusia akan tetap berada di Suriah.

Direktorat Intelijen Ukraina (HUR) mengungkapkan bahwa Rusia telah menarik kapal perangnya dari pangkalan angkatan laut di Tartous. Kapal frigat Admiral Grigorovich dan kapal kargo Engineer Trubin dilaporkan meninggalkan pangkalan tersebut pada Minggu.

Sementara itu, pangkalan udara Khmemim juga dilaporkan sedang dikosongkan, dengan persenjataan dan peralatan militer Rusia diterbangkan keluar dari Suriah.

Kehadiran Rusia di Timur Tengah, yang sebelumnya diperkuat melalui peran strategisnya di Suriah, kini berada di bawah ancaman besar.

Baca Juga: Gempur Damaskus, Israel Hancurkan Pusat Rudal Iran di Suriah

Para blogger perang Rusia memperingatkan bahwa dua pangkalan militer utama Rusia di Suriah—Tartous dan Khmemim—berada dalam bahaya jatuh ke tangan kelompok pemberontak yang telah mengambil alih kekuasaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI