Aktivitas Militer China Meningkat, Taiwan Siaga Tinggi Gelar Latihan Siap Tempur

Bella Suara.Com
Senin, 09 Desember 2024 | 13:49 WIB
Aktivitas Militer China Meningkat, Taiwan Siaga Tinggi Gelar Latihan Siap Tempur
Uji coba rudal jarak jauh militer Taiwan [Foto: REUTERS/Tyrone Siu/cfo REUTERS/TYRONE SIU)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketegangan kembali meningkat di Selat Taiwan setelah militer Taiwan mengumumkan siaga tinggi dan menggelar latihan kesiapan tempur pada Senin (24/6). Langkah ini diambil sebagai respons terhadap keberadaan kapal perang dan kapal penjaga pantai China yang terdeteksi beroperasi di perairan sekitar Taiwan.

Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan (MND) dalam pernyataannya menegaskan bahwa latihan ini dilakukan dengan mempertimbangkan ancaman musuh, kondisi cuaca, serta taktik posisi militer di lapangan.

"Sebagai respons terhadap tindakan PLA (Tentara Pembebasan Rakyat China), MND telah memulai latihan kesiapan tempur dengan meningkatkan kesiagaan militer pada level tertinggi," tulis MND.

Latihan ini juga dipicu oleh pembatasan ruang udara di pesisir China yang diberlakukan Beijing secara sepihak. Namun, hingga berita ini diturunkan, tidak ada pengumuman resmi dari PLA maupun media pemerintah China terkait peningkatan aktivitas militer tersebut.

Baca Juga: Filipina Ancam Kerahkan Kapal Perang, Ketegangan di Laut China Selatan Memanas!

Respons Taiwan terhadap Tekanan China

Situasi ini terjadi di tengah spekulasi bahwa China tengah mempersiapkan latihan militer sebagai tanggapan atas kunjungan Presiden Taiwan Lai Ching-te ke kawasan Pasifik pekan lalu.

Kunjungan tersebut mencakup dua persinggahan di wilayah AS, termasuk pertemuan Lai dengan Ketua DPR AS, Mike Johnson, di Guam pada Kamis lalu. Pertemuan ini memicu kritik tajam dari Beijing.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China sebelumnya mengecam Taiwan dan memperingatkan bahwa mencari kemerdekaan dengan dukungan AS hanya akan menemui jalan buntu. Beijing juga meminta AS untuk berhenti mencampuri urusan Taiwan.

Menanggapi potensi latihan militer China, Lai Ching-te menyatakan bahwa intimidasi militer tidak akan menghasilkan penghormatan internasional. 

“Mengangkat tinju tidak akan sebaik mengulurkan tangan,” kata Lai. 

Baca Juga: Pemakzulan Presiden Korsel: Upaya Darurat Militer Picu Kemarahan Publik

“Sebanyak apa pun latihan militer, kapal perang, atau pesawat tempur yang dikirim China untuk menekan negara-negara tetangga, hal itu tidak akan membawa rasa hormat dari siapa pun,” katanya lagi.

Peningkatan Ketegangan di Selat Taiwan

Kunjungan Presiden Lai ke Pasifik menjadi sorotan internasional karena bertujuan memperkuat hubungan diplomatik Taiwan di kawasan tersebut, terutama di tengah upaya China merebut sekutu Taiwan.

Taiwan, yang menganggap dirinya sebagai negara berdaulat dengan pemerintahan, militer, dan mata uang sendiri, kerap menjadi target klaim kedaulatan China.

Beijing secara tegas menyatakan tidak akan mengesampingkan penggunaan kekuatan militer untuk menyatukan Taiwan dengan daratan utama.

Ancaman ini memaksa Taiwan terus meningkatkan pertahanannya. Negara tersebut sangat bergantung pada penjualan senjata dari Amerika Serikat untuk memperkuat militernya.

Sehari sebelum kunjungan Presiden Lai, AS menyetujui penjualan suku cadang pesawat tempur F-16, sistem radar, dan peralatan komunikasi senilai total 385 juta dolar AS kepada Taiwan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI