Patung-Patung Hafez al-Assad Dirobohkan, Suriah Rayakan Akhir Sebuah Era

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Minggu, 08 Desember 2024 | 22:16 WIB
Patung-Patung Hafez al-Assad Dirobohkan, Suriah Rayakan Akhir Sebuah Era
Bendera Suriah (Unsplash.com/Derek Brumby)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jatuhnya rezim Baath Suriah pada hari Minggu serta berakhirnya kekuasaan keluarga Assad, membuat sejumlah warga Siria menghancurkan patung Hafez al-Assad, ayah mendiang Presiden Bashar al-Assad yang telah digulingkan, di berbagai kota di seluruh negara.

Saat kota-kota terbesar mulai lepas dari kontrol rezim, banyak warga beramai-ramai turun ke jalan untuk merobohkan patung-patung mendiang Assad dan merusak foto-foto putranya, Bashar.

Dari Ibu Kota Damaskus hingga kota asal keluarga Assad di pesisir Latakia, berbagai simbol rezim berhasil dirobohkan.

Di Damaskus, orang-orang juga menyerbu istana Bashar al-Assad.

Baca Juga: Kesaksian Jatuhnya Assad, Perdana Menteri Suriah Buka Suara

Keberadaan Bashar masih belum diketahui, sementara perayaan berlangsung di berbagai bagian negara tersebut.

Media internasional melaporkan beragam klaim mengenai kepergian Assad dari negara itu, dengan laporan yang belum terkonfirmasi menyebutkan kemungkinan ia telah pergi ke Rusia atau negara-negara tetangga di Timur Tengah.

Dalam beberapa hari terakhir, ribuan orang di seluruh dunia menggunakan program pelacakan penerbangan untuk memantau rute penerbangan yang berangkat dari dan menuju Damaskus dan Latakia.

Perdana Menteri Suriah Mohammed Ghazi al-Jalali menyatakan kesiapan pemerintah untuk "mengulurkan tangan" kepada para militan dan menyerahkan fungsinya kepada pemerintah transisi.

"Saya berada di rumah saya dan saya belum pergi, dan ini karena saya adalah bagian dari negara ini," katanya dalam sebuah pernyataan video.

Baca Juga: Pemberontak Klaim Kemenangan di Suriah, Assad Terbang ke Tujuan Misterius?

Ia juga mencatat bahwa ia akan pergi ke kantornya untuk melanjutkan pekerjaan di pagi hari, menyerukan kepada warga Suriah untuk tidak merusak properti publik.

Militan yang didukung asing, yang dipimpin oleh HTS, melancarkan serangan mendadak bercabang dua di Aleppo, Suriah, dan pedesaan di sekitar Idlib pada 27 November.

Tak lama kemudian, mereka merebut beberapa kota di Suriah, termasuk Hama, Homs, Dara'a, Suwayda, dan Damaskus.

Pimpinan HTS Abu Mohammad al-Jolani meminta para militan untuk meninggalkan lembaga-lembaga negara tanpa cedera.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI