Donald Trump Minta Joe Biden Jauhi Konflik Suriah, Rusia Kritik Pemberontak

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 08 Desember 2024 | 18:52 WIB
Donald Trump Minta Joe Biden Jauhi Konflik Suriah, Rusia Kritik Pemberontak
Arsip - Tentara Suriah dan Rusia terlihat di pos pemeriksaan dekat kamp Wafideen di Damaskus, Suriah, 2 Maret 2018. [ANTARA/REUTERS/Omar Sanadiki/as]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Situasi di Suriah semakin kacau setelah kelompok pemberontak berhasil merebut kendali Ibu Kota Damaskus, yang menandai berakhirnya pemerintahan Presiden Bashar al-Assad. Dalam sebuah pernyataan, Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, menyebut bahwa Suriah memang dalam keadaan kacau dan menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak seharusnya terlibat dalam konflik tersebut.

"Ini bukan pertempuran kita," tulis Trump di platform sosial medianya, Truth Social, pada Sabtu (7/12/2024).

Trump merujuk pada kelompok anti-rezim yang didukung oleh pemerintahan Presiden Joe Biden, yang telah mengambil alih banyak wilayah di Suriah selatan.

Ia menambahkan bahwa pejuang oposisi telah melakukan serangan terkoordinasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kini bersiap untuk melanjutkan serangan mereka di Damaskus.

Pertempuran baru antara pasukan rezim dan kelompok anti-rezim mulai pecah pada 27 November di daerah pedesaan sebelah barat Aleppo. Pada 30 November, pasukan oposisi berhasil menguasai sebagian besar pusat Kota Aleppo dan mendominasi Provinsi Idlib. Setelah bentrokan sengit, mereka juga merebut pusat Kota Hama dari tangan pasukan rezim pada 5 Desember.

Kelompok anti-rezim melanjutkan kemajuan mereka dengan merebut Daraa di Suriah selatan pada 6 Desember dan Provinsi Suwayda pada hari yang sama.

Rusia Bersikap

Sementara presiden AS terpilih Donald Trump meminta AS menjauh dari konflik ini. Rusia melalui Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, dalam pertemuan dengan mitra dari Turki dan Iran, menegaskan komitmennya terhadap kedaulatan Suriah dan menyerukan diakhirinya kegiatan permusuhan.

Dikutip dari Anadolu Agency, pada Minggu (8/12/2024), setelah pertemuan Lavrov, Ibu Kota Damaskus jatuh ke tangan pasukan anti-rezim. Ini menandai berakhirnya 61 tahun kekuasaan Partai Baath. Keberadaan Bashar al-Assad setelah peristiwa tersebut tidak diketahui.

Baca Juga: Rezim Assad Runtuh, Kelompok Bersenjata HTS Masuki Damaskus!

Lavrov juga mengkritik tindakan kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang mengambil alih wilayah-wilayah dengan melanggar perjanjian yang ada. Ia menegaskan bahwa penggunaan teroris untuk mencapai tujuan geopolitik tidak dapat diterima.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI