Suara.com - Sebuah insiden mengejutkan terjadi di Melbourne, Australia, ketika sebuah sinagoga di kawasan Ripponlea dilalap api pada Jumat (8/12) dini hari. Polisi menyebut serangan ini sebagai tindakan pembakaran yang disengaja, yang dilakukan oleh pria bertopeng.
Kebakaran terjadi sekitar pukul 4:10 pagi waktu setempat, saat beberapa jemaat tengah berada di dalam Sinagoga Adass Israel untuk berdoa pagi. Beruntung, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan, meski bangunan sinagoga hampir seluruhnya hancur terbakar.
Menurut Inspektur Detektif Chris Murray dari tim arson dan bahan peledak Kepolisian Victoria, saksi mata melihat dua individu bertopeng memasuki sinagoga sambil menyebarkan cairan yang diyakini sebagai bahan pembakar.
“Mereka terlihat menyiramkan cairan ke dalam bangunan,” kata Murray.

“Kami yakin ini adalah serangan yang disengaja dan menargetkan sinagoga ini. Namun, motifnya masih dalam penyelidikan.” lanjutnya.
Gambar televisi menunjukkan petugas pemadam kebakaran tengah berusaha memadamkan api, sementara jemaat sinagoga berupaya menyelamatkan barang-barang keagamaan, termasuk gulungan Taurat bersejarah yang diselamatkan dari Jerman selama Perang Dunia II.
Benjamin Klein, anggota dewan sinagoga, mengatakan api menghancurkan seluruh bagian dalam bangunan, termasuk kitab suci dan furnitur. Namun, ia menegaskan bahwa komunitas tersebut tidak akan menyerah pada ketakutan.
“Kami akan membangun kembali. Ini bukan akhir dari perjalanan kami,” kata Klein, mengingat peristiwa serupa pada tahun 1995 ketika sinagoga ini juga pernah menjadi sasaran pembakaran.
Para jemaat bahkan membentuk rantai manusia untuk memindahkan barang-barang keagamaan yang tersisa, menunjukkan solidaritas mereka di tengah tragedi ini.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dengan tegas mengutuk serangan ini. “Tindakan kekerasan di tempat ibadah seperti ini sangat mengerikan. Ini adalah bentuk intimidasi yang tidak akan ditoleransi,” ujarnya.