Suara.com - Di tengah persiapan Kota Jakarta untuk menjadi kota berskala global, kesenian Betawi menjadi satu-satunya jatidiri budaya lokal yang harus pertahankan dan dikembangkan.
Para legislator di Kebon Sirih pun sepakat pengembangan Budaya Betawi melalui penguatan program yang akan dilaksanakan Pemprov DKI Jakarta.
Bahkan, Ketua DPRD DKI Jakarta Khoirudin mengusulkan agar beragam kesenian Betawi menjadi ekstrakulikuler di sekolah. Seperti tarian, beladiri, dan musik.
Tujuannya agar generasi muda mengenal warisan Budaya Betawi sejak duduk di bangku sekolah. Sehingga budaya lokal tetap lestari, meski Jakarta tak lagi menyandang status ibukota.
“Anak-anak didik harus dikenalkan dan ikut terlibat dalam kemajuan Kebudayaan Betawi. Kotanya global, budayanya tetap Betawi,” ujar Khoirudin, beberapa waktu lalu.
Meski demikian, kreativitas pengembangan Budaya Betawi pada zama sekarang perlu diiringi daya inovasi. Seperti mengkreasikan kesenian dengan mengikuti perkembangan zaman.
Hal senada diungkapkan Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Agustina Hermanto dalam Rapat Badan Anggaran (Banggar) Penyampaian Hasil Pembahasan Komisi-Komisi terhadap Raperda tentang APBD Tahun 2025, Jumat (22/11).
“Mendorong program dinas untuk membangun kebanggaan terhadap kebudayaan, khususnya Budaya Betawi sebagai ikon,” ujar legislator yang akrab disapa Tina Toon itu.
Ia mengimbau Dinas Kebudayaan berperan aktif menonjolkan kekhasan Budaya Betawi di masa transisi perubahan status Jakarta.
Baca Juga: Giliran di Jakpus, KPU DKI Nyatakan Pram-Rano Menang Jauh di Atas RK-Suswono
“Komisi E mendorong penguatan peran dalam pelestarian budaya di Jakarta agar kota global tetap punya identitas,” tutur Tina Toon.