Jamak Dugaan Praktik Pungli di Sekolah Berkedok Sumbangan Sukarela

Chandra Iswinarno Suara.Com
Jum'at, 06 Desember 2024 | 09:55 WIB
Jamak Dugaan Praktik Pungli di Sekolah Berkedok Sumbangan Sukarela
Ilustrasi sekolah. (freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Viral praktik dugaan pungutan liar (pungli) di dunia pendidikan kembali menjadi sorotan. Kali ini, SMAN 2 Cibitung di Kabupaten Bekasi diduga meminta iuran sebesar Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta per siswa dengan alasan pembangunan pagar sekolah.

Informasi tersebut kali pertama diungkap Politisi PSI Ronald Sinaga melalui akun media sosial X. Dalam unggahannya, ia membagikan tangkapan layar percakapan dengan seorang siswa sekolah tersebut yang mengeluhkan adanya praktik tersebut.

Siswa yang identitasnya dirahasiakan oleh Ronald itu mengaku sempat melaporkan kasus ini melalui layanan 'Lapor Mas Wapres' melalui apilkasi perpesanan WhatsApp, namun nomor tersebut tidak aktif.

"Saya sempat lapor ke WA Mas Gibran tapi nomornya nggak aktif," tulis siswa tersebut dalam percakapan dengan Ronald.

Dalam laporannya, siswa itu menjelaskan bahwa pungutan serupa bukan kali pertama terjadi. Tahun lalu, sekolah juga meminta sumbangan dengan alasan pembangunan pagar, tetapi hingga kini pagar tersebut tidak kunjung dibangun.

Kini, alasan pengumpulan dana berubah menjadi untuk pengurukan halaman sekolah.

"Setiap orang tua siswa diwajibkan membayar antara Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta," ungkap siswa tersebut.

Ia juga menyebutkan bahwa ada ancaman tidak menerima kertas ujian bagi siswa yang tidak memenuhi kewajiban membayar.

"Masalahnya kalau nggak bayar, nggak dikasih kertas ulangan. Gimana mau maju Indonesia Emas?" tambahnya.

Baca Juga: Dugaan Pungli SMAN 2 Cibitung Ungkap Praktik di Sekolah Lain, Pakai Modus Studi Kampus Biaya Jutaan Rupiah

Bantahan Pihak Sekolah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI