Suara.com - Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntut terdakwa dalam kasus dugaan korupsi timah, Helena Lim dengan hukuman 8 tahun penjara. Jaksa menilai, perempuan yang akrab disebut crazy rich Pantai Indah telah terbukti secara sah dan bersalah dalam dugaan korupsi di IUP PT Timah (TINS) Tbk. Sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1) Jo Pasal 18 UU Tipikor.
"Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Helena dengan pidana penjara selama 8 tahun, dikurangi lamanya terdakwa dalam tahanan," kata jaksa di PN Tipikor, Jakarta Pusat, Kamis (5/12/2024).
Selain itu, Helena Lim juga dituntut untuk membayar uang pengganti sebesar Rp 210 miliar dengan subsider empat tahun pidana.
"Dan dalam hal terdakwa tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang pengganti maka diganti dengan pidana penjara selama 4 tahun," kata jaksa.
Baca Juga: Crazy Rich PIK Helena Lim Dituntut 8 Tahun Penjara di Kasus Timah
Sementara, jaksa juga menyebut, jika hal yang memberatkan tuntutan Manager PT Quantum Skyline Exchange (QSE) ini lantaran dirinya tidak mendukung pemerintah dalam pemberantasan perkara korupsi.
Helena juga dinilai telah mengakibatkan kerugian keuangan negara sangat fantastis dalam kasus korupsi timah tersebut.
"Terdakwa telah menikmati hasil tindak pidana dan terdakwa berbelit-belit dalam memberikan keterangan dalam persidangan," ujar jaksa.
Sementara itu, jaksa juga membacakan hal yang meringankan Helena, yakni karena dirinya belum pernah dihukum sebelumnya.
Helena, sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejagung pada Selasa (26/3/2024) malam. Helena diduga ikut membantu mengelola penyewaan proses peleburan timah ilegal melalui perusahaan PT Quantum Skyline Exchange.
Baca Juga: Dituntut 7 Tahun Bui, Kadis ESDM Babel Terdakwa Kasus Timah Ngaku Hampir Depresi
Selaku Manager PT QSE, Helena diduga telah memberikan sarana dan prasarana peleburan ilegal itu dengan dalih penyaluran program Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan.