Suara.com - Guna mencegah penyebaran penyakit Tuberkulosis (TBC), dibutuhkan sosialisasi secara masif. Di antaranya, memperkuat sinergi antara Puskesmas dan kantor kelurahan. Dengan demikian, upaya pencegahan TBC dapat lebih efektif.
DPRD DKI Jakarta berharap sinergitas antarinstansi berjalan secara maksimal lewat Dinas Kesehatan (Dinkes). “Melalui kolaborasi antara Puskesmas dan kelurahan serta jajaran terkait,” ujar Dina Masyusin, Selasa (3/12/2024).
Berdasarkan data Dinkes DKI, pada tahun 2023 tercatat 60.420 kasus TBC. Sedangkan pada Triwulan III 2024, tercatat sebanyak 47.782 kasus.
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Dina Masyusin menekankan, sosialisasi pencegahan TBC perlu lebih massif. Terutama di kawasan permukiman padat dan kumuh.

Sosialisasi diharapkan dapat membantu masyarakat untuk lebih memahami faktor-faktor penyebab TBC dan cara-cara mencegahnya.Penggunaan masker oleh pasien TBC juga sangat penting dalam upaya mencegah penularan kepada orang lain.
“Supaya warga masyarakat memahami dan dapat menjaga dari semua unsurnya (faktor penyebab),” ungkap Dina Masyusin.
Selain pencegahan, Dina juga menekankan pentingnya edukasi mengenai penanganan penyakit TBC. Pola hidup bersih dan sehat sebagai bagian dari pencegahan TBC juga sangat penting.
Terhadap pasien TBC yang menjalani perawatan di Puskesmas atau rumah sakit tidak, bercampur dengan pasien lainnya. Hal itu untuk mencegah penularan.
“Supaya tidak menyebar ke pasien lain. Serta imbauan menggunakan masker, itu juga penting supaya tidak menularkan ke yang lain,” tutur Dina.
Baca Juga: DPRD DKI Jakarta Tekankan Pentingnya Reformasi dan Edukasi Wajib Pajak
Di sisi lain, Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Elva Farhi Qolbina menuturkan, terdapat 15 kelurahan di Jakarta yang belum memiliki Puskesmas.