Punya Gelar 'Gus' tapi Niradab, Sosiolog 'Ceramahi' Gus Miftah Pakai Ayat Alquran usai Sindir Nasib Penjual Es Teh

Rabu, 04 Desember 2024 | 17:50 WIB
Punya Gelar 'Gus' tapi Niradab, Sosiolog 'Ceramahi' Gus Miftah Pakai Ayat Alquran usai Sindir Nasib Penjual Es Teh
Punya Gelar 'Gus' tapi Niradab, Sosiolog 'Ceramahi' Gus Miftah Pakai Ayat Alquran usai Sindir Nasib Penjual Es Teh. (ig/silaturahmikebangsaan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah kini dipertanyakan adab dan keilmuannya pasca dia kembali tersandung video viral. Kali ini, Gus Miftah dinilai telah mengolok-olok pedagang es teh yang sedang berjualan di tengah jemaah pengajian. 

Peristiwa tersebut langsung menuai sorotan publik hingga banyak mengecam aksi Utusan Khusus Presiden Prabowo Subianto itu.

Menanggapi kasus Gus Miftah, Sosiolog Universitas Nasional Nia Elvina menjelaskan, Gus Miftah sampai terkena hujatan netizen lantaran sikapnya yang tidak sesuai dengan gelar "Gus" yang dia bawa. 

Menurut KBBI, Gus merupakan panggilan untuk ulama, kiai, dan orang yang dihormati. 

Baca Juga: Kini Ditantang Jualan Es Teh Keliling, Masa Lalu Gus Miftah Dikuliti Netizen: Dulunya Susah, Senang Lupa Diri

"Kita di dalam masyarakat itu harus berperilaku sesuai dengan status kita. Dalam konteks ini, Gus yang diasosiasikan dalam masyarakat kita sebagai orang yang memahami agama Islam dengan lebih baik dan mendalam daripada masyarakat umum, idealnya akan berprilaku sebagaimana seorang ulama yang baik," jelas Nia saat dihubungi Suara.com, Rabu (4/12/2024). 

Gus Miftah [Instagram]
Gus Miftah [Instagram]

Seseorang yang menyandang gelar Gus, lanjut Nia, akan dipersepsikan oleh publik kalau sosok tersebut punya perilaku yang santun dan tidak merendahkan orang lain. 

"Perilaku yang santun, menggunakan pilihan bahasa yang amat baik, yang terkadang untuk mengingatkan pun bahasa yang dipilih juga amat halus. Saya kira begitu ya untuk perilaku seorang Gus," ujarnya.

Perihal pernyataan Gus Miftah yang menyebut bahwa dagangan tidak laku termasuk dari takdir juga dinilai keliru.

Nia menjelaskan bahwa nilai-nilai keislaman juga ada kesamaan dengan teori sosiologi yang berkaitan dengan keinginan untuk maju atau mencapai sesuatu. Bahkan, Nia juga mengutip salah satu ayat di Alquran untuk membedah soal ucapan Gus Miftah ke penjual es teh

Baca Juga: Prabowo Tebar Ultimatum karena Tak Sudi Pedagang Direndahkan, Gus Miftah Terancam Dipecat?

Kolase Gus Miftah dan tukang es teh. (Suarajogja.id)
Kolase Gus Miftah dan tukang es teh. (Suarajogja.id)

"Saya kira dalam nilai Islam amat kental diajarkan tentang nilai untuk maju atau dalam terminologi Sosiologi need for achievement. Dalam nilai-nilai Islam diajarkan, Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, jika kaum itu sendiri mengubah keadaan mereka sendiri. Dan di dalam nilai-nilai Islam pun mengajarkan untuk tidak boleh berputus asa, dan tidak percaya akan rahmat Tuhan," tuturnya.

Viral Hina Penjual Es Teh

Diketahui, Gus Miftah menjadi sorotan publik setelah video ceramahnya di suatu daerah viral karena dianggap telah mengolok-olok seorang pedagang es teh. Mulanya jamaah pengajian meminta Gus Miftah untuk memborong dagangan penjual tersebut. Alih-alih membelinya, Gus Miftah justru menyuruh pedagang itu untuk menjual kepada yang lain. 

"Es tehmu sih akeh (masih banyak) enggak? ya sana jual g*****k,” ucap Gus Miftah, yang langsung disambut tertawaan jemaah. 

Ia juga meminta pedagang tersebut untuk menerima nasib jika dagangannya tidak laku.

Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan itu juga menyebut apa pun yang dialami oleh si pedagang memang sudah takdir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI