Prabowo Soroti Status Darurat Militer Korsel dan Ancaman Perang Nuklir Eropa: Jangan Terlalu Santai!

Rabu, 04 Desember 2024 | 13:57 WIB
Prabowo Soroti Status Darurat Militer Korsel dan Ancaman Perang Nuklir Eropa: Jangan Terlalu Santai!
Presiden Prabowo Subianto mengakui banyak menteri di Kabinet Merah Putih yang berlatar belakang warga Muhammadiyah.(Suara.com/M. Yasir)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Prabowo Subianto menyoroti status darurat militer di Korea Selatan. Ia meminta semua pihak waspada alias tidak lengah di tengah gejolak yang terjadi.

Peringatan tersebut disampaikan Prabowo saat berpidato di acara Sidang Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (4/12/2024). Prabowo mengaku telah mendengar kabar status darurat militer tersebut yang baru saja ditetapkan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Selasa (3/12) kemarin.

"Tadi malam pemerintah Korea Selatan menyatakan keadaan darurat di Korea. Jadi saudara-saudara marilah kita jangan terlalu lengah, jangan terlalu santai," kata Prabowo saat berpidato di acara Sidang Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Kupang, NTT, Rabu (4/12/2024).

Prabowo menilai kondisi dunia kekinian penuh ketidakpastian. Ancaman perang pun terjadi di mana-mana. Selain di Timur Tengah, bahkan di Eropa menurutnya diprediksi akan terjadi perang nuklir.

Baca Juga: Minta Anggaran Perjalanan Luar Negeri Pejabat Dipotong 50 Persen, Prabowo: Tolong Para Menteri Puasa Dulu!

"Hitungan sekarang adalah di Eropa terjadi kurang lebih 17 persen kemungkinan perang nuklir. Ini pengamatan pakar-pakar di Eropa. Karena negara Barat mengizinkan peluru-peluru jangka jauh, jarak jauh, mereka menyerang Rusia, Rusia sekarang mengatakan dia boleh menyerang negara-negara Barat menggunakan senjata-senjata yang paling mutakhir," ungkap Prabowo.

Sebagai mantan jenderal TNI, Prabowo menegaskan dirinya tidak menghendaki terjadinya peperangan yang dinilai bersifat destruktif. Pemerintah Indonesia sendiri menurutnya dalam posisi yang tidak memihak negara manapun alias non blok.

Namun Prabowo meningkatkan semua pihak perlu waspada terhadap gejolak yang terjadi saat ini. Musababnya, kata dia, 40 persen dari seluruh perdagangan dunia lewat perairan Indonesia.

"Bisakah kira-kira kalau terjadi perang besar, bisakah kita tidak terseret? Untuk itu kita butuh kepemimpinan politik yang andal dan kepemimpinan politik yang saya maksud bukan kepemimpinan politik yang hanya dari pemerintah, dan untuk itu perlu ada kerukunan, perlu ada jiwa besar dari semua kalangan," jelasnya.

Baca Juga: Termasuk Budiman Sudjatmiko, Prabowo Terkejut Banyak Warga Muhammadiyah di Kabinet Merah Putih

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI