Pengumuman Yoon disampaikan dalam pidato yang disiarkan langsung di televisi. Ia menuduh partai oposisi berusaha menggulingkan demokrasi dengan memblokir rencana anggarannya dan berupaya memakzulkan beberapa anggota kabinetnya. Dalam waktu kurang dari satu jam setelah deklarasi tersebut, semua aktivitas politik dilarang termasuk kegiatan Majelis Nasional.
Namun, anggota parlemen tetap menuju gedung legislatif meskipun beberapa dihalangi untuk masuk. Sekitar pukul 1 pagi waktu setempat, legislator berhasil memberikan suara menolak pemberlakuan darurat militer dengan hasil bulat.
Yoon kemudian mencabut darurat militer setelah rapat kabinet pada pukul 4:30 pagi keesokan harinya. Ini merupakan pertama kalinya sejak tahun 1980 bahwa seorang presiden Korea Selatan mengumumkan pemberlakuan darurat militer.
Dengan pencabutan tersebut, partai oposisi menyatakan akan memulai proses pemakzulan terhadap Yoon jika ia tidak segera mengundurkan diri. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran akan kemunduran demokrasi di Korea Selatan dan mengingatkan banyak orang akan masa lalu kelam negara tersebut terkait pemerintahan otoriter.