Suara.com - Politikus Indonesia Anies Rasyid Baswedan atau Anies Baswedan rupanya sudah mengenal dunia kerja sejak masih di bangku kuliah.
Saat menjadi mahasiswa Ekonomi di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Anies sudah bekerja di salah satu program acara di TVRI.
“Pertama kali kerja saat menjadi mahasiswa di Yogyakarta waktu itu di TVRI, pengelola program Namanya Tanah Merdeka, wawancara tokoh-tokoh,” Ujar Anies, dikutip dari Youtube GJLS ENTERTAINMENT, Selasa (03/12/24)
Dari situlah ia mencoba hal-hal baru diluar bangku kuliahnya. Saat menimba ilmu di Amerika, Anies juga melakoninya sambil bekerja.
Baca Juga: Anies Dukung Pramono-Rano di Pilkada DKI 2024, Akui Bukan Faktor Utama Kemenangan
“Sambil kuliah di Amerika saya juga kerja, saya bekerja di bidang penelitian,” akunya.
Pengalaman bekerja saat di Amerika inilah yang menurut Anies paling unik di cerita hidupnya. Ia membongkar pengalaman uniknya itu saat bekerja di laboratorium kampusnya.
Anies rupanya pernah bekerja dibidang yang sangat unik, yaitu merawat Caterpillar, dengan memberi makan hingga membersihkan kotorannya.
“Banyak orang yang belum pernah tau, ada pekerjaan yang pernah saya lakukan itu bekerja di laboratorium Biologi di kampus memberi makan Caterpillar,” ucap Anies.
“Caterpillar itu ulat, jadi tugas saya itu membersihkan pupnya, kasih makan, kemudian mastiin aja tempatnya rapi. Tempatnya kayak piring kecil gitu, ada daunnya, ada ulatnya, ada kapas, nah saya ganti daunnya untuk makannya, nah kapas itu biar lembab, terus nanti saya bersihin pupnya,” tambahnya.
Baca Juga: Kelelahan Politik dan Calon Milik Elite, Biang Keladi Rendahnya Partisipasi Pilkada Jakarta
Tak main-main, jumlah Caterpillar yang dirawat oleh Anies tersebut ribuan, yaitu sekitar 1500-1600 ekor. Sehingga ia harus menghabiskan waktu berjam-jam setiap harinya untuk merawat.
“Jumlahnya itu kira-kira antara 1500-1600, jadi kalau 1 hari itu bisa berjam-jam baru selesai semuanya,” akunya.
Uniknya lagi, Anies mengaku jika kualifikasi orang-orang yang bekerja merawat Caterpillar itu harus master maupun doctor.
“Tapi pekerjaan itu uniknya yang masuk kesitu diskualifikasinya mahasiswa master atau mahasiswa doctor,” ujarnya.
Anies mengaku pengalaman kerja yang satu ini cukup unik, lantaran melatih dirinya untuk telaten dan penuh kesabaran.
“Jadi ini itu bukan soal kasih makannya, karena kan kasih makannya sederhana ya. Tapi tentang ketelatenan, ketekunan, ketabahan, kesabaran, karena mengerjakan yang sangat membosankan dan tidak ada hari break karena kan harus makan setiap hari, itu pekerjaan yang menurut saya sangat unik,” ujarnya.
“Itu pekerjaan melatih saya untuk telaten, sabar, tuntas,” tandasnya.
Kontributor : Kanita