Sejarah Hari Artileri Nasional yang Diperingati Tiap 4 Desember

Selasa, 03 Desember 2024 | 16:03 WIB
Sejarah Hari Artileri Nasional yang Diperingati Tiap 4 Desember
Ilustrasi prajurit TNI AD. [Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari Artileri Nasional diperingati setiap tanggal 4 Desember. Tanggal ini dipilih sebagai hari peringatan karena memiliki makna sejarah yang sangat penting bagi perkembangan artileri di Indonesia.

Abdul Haris Nasution dalam bukunya yang berjudul Dalam Bisikan Nurani Seorang Jenderal, sejarah penggunaan artileri di Indonesia sudah dimulai sejak masa penjajahan Belanda dan berlanjut pada era pendudukan Jepang.

Saat Jepang menyerah pada tanggal 16 Agustus 1945, sejumlah pemuda Indonesia dengan sigap mengambil alih persenjataan artileri milik tentara Kekaisaran Jepang.

Tokoh yang terkenal dalam Sejarah ini ialah mantan sersan KNIL (Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger) yang kemudian menjadi sersan mayor di Heiho, bagian dari Artileri Pertahanan Udara Jepang bernama Sadikin.

Baca Juga: Prabowo Janji Naikkan Upah Minimum 2025 Sebesar 6,5 Persen, DPRD DKI: Harus Kita Syukuri

Sadikin bersama rekan-rekannya segera mengambil alih kekuasaan atas sarana artileri di Jakarta setelah mendengar kabar tentang menyerahnya Jepang, Sadikin. Mereka juga menyatakan dukungan penuh untuk Indonesia yang baru merdeka.

Namun Sadikin tidak melanjutkan kariernya di artileri TNI, ia tetap memberikan kontribusi besar bagi militer Indonesia dengan menjadi Panglima Divisi Siliwangi.

Kisah heroiknya ini bahkan terjadi sebelum proklamasi kemerdekaan, menunjukkan bahwa pengambilalihan artileri sudah dimulai sejak malam menjelang 17 Agustus 1945.

Sadikin memang tak melanjutkan kariernya di artileri TNI, namun tetap memberi kontribusi besar bagi militer Indonesia dengan menjadi Panglima Divisi Siliwangi.

Kisahnya ini terjadi sebelum proklamasi kemerdekaan, menunjukkan bahwa pengambilalihan artileri sudah dimulai sejak malam menjelang 17 Agustus 1945.

Baca Juga: Ulasan Novel Laut Bercerita: Memahami Trauma Sejarah yang Tak Terungkap

Pada 5 Oktober 1945, TNI resmi dibentuk. Namun, meskipun Indonesia berhasil menguasai meriam Jepang, namun banyak pemuda Indonesia belum menguasai cara menggunakan artileri. Di saat itu pasukan sekutu mulai memasuki Indonesia untuk mengambil alih wilayah bekas kekuasaan Jepang.

Berkat kehadiran J. Minggu, seorang pejuang yang sebelumnya bergabung dengan KNIL, artileri yang ada di Surabaya dapat dioperasikan secara optimal untuk melawan pasukan Sekutu. J. Minggu, dengan pengalamannya, mengorganisasi penggunaan meriam Jepang secara efektif di medan perang.

Sebelum kemerdekaan sesungguhnya sejumlah pemuda Indonesia telah mendapat pelatihan artileri di bawah pemerintahan kolonial Belanda. Tokoh yang menonjol diantaranya Soerie Santoso, mayor pribumi pertama.

Selain itu, tokoh-tokoh lain seperti Oerip Soemohardjo, Memet Rahman Ali Soewardi, R.M. Pratikno Suryosumarno, Tjhwa Siong Pik, Djoko Prijono, Giroth Wuntu, Abdullah, dan Rudy Pirngadi turut berkontribusi dalam sejarah artileri Indonesia. Mereka membawa pengalaman dan keterampilan yang menjadi modal penting bagi perjuangan kemerdekaan.

Pada 4 Desember 1945, Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo meresmikan Markas Artileri yang menjadi bagian dari jawatan persenjataan Markas Besar Tentara (MBT) di Yogyakarta. Peresmian ini menandai tonggak penting dalam sejarah artileri Indonesia dan menjadi alasan utama dipilihnya tanggal tersebut sebagai Hari Artileri Nasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI