Suara.com - Situasi di Suriah barat laut kembali memanas setelah serangkaian serangan udara yang dilancarkan oleh angkatan udara Suriah dan Rusia mengguncang wilayah yang dikuasai oposisi.
Menurut laporan terbaru dari organisasi penyelamat White Helmets pada Senin pagi, setidaknya 25 orang tewas akibat serangan tersebut.
Serangan udara yang berlangsung sejak Minggu malam menyasar kota Idlib dan pedesaan Aleppo bagian timur, dua wilayah strategis yang selama ini menjadi basis kelompok oposisi.
Pernyataan dari kantor Perdana Menteri Suriah menyebutkan bahwa puluhan pejuang oposisi dilaporkan tewas dan luka-luka dalam operasi ini.
Baca Juga: Kanselir Jerman Olaf Scholz Kunjungi Kyiv, Siap Kucurkan Dana Rp10 Triliun untuk Bantu Ukraina
Dalam pernyataan resminya, Presiden Bashar al-Assad menegaskan komitmennya untuk menghancurkan kelompok oposisi yang beberapa waktu lalu berhasil merebut wilayah-wilayah di Aleppo.
"Kami tidak akan membiarkan satu inci pun tanah Suriah dikuasai oleh kelompok pemberontak," tegas Assad dalam pidatonya.
Serangan ini menjadi bagian dari operasi militer besar-besaran yang digencarkan oleh pemerintah Suriah dengan dukungan penuh dari Rusia.
Kedua negara tersebut telah berkolaborasi secara intensif dalam beberapa tahun terakhir untuk memerangi kelompok oposisi yang menguasai sebagian besar wilayah utara Suriah.
Situasi di lapangan semakin memburuk dengan meningkatnya jumlah korban sipil. Organisasi kemanusiaan mendesak komunitas internasional untuk turun tangan guna menghindari krisis kemanusiaan yang lebih besar.
Baca Juga: Tegang! Kapal Perang Filipina Kawal Kapal Selam Rusia di Laut China Selatan, Ada Apa?
PBB sebelumnya telah memperingatkan bahwa eskalasi konflik ini dapat memperburuk kondisi bagi jutaan warga sipil yang terjebak di zona perang.