Suara.com - Sekurang-kurangnya 25 orang dilaporkan tewas setelah pesawat tempur Israel menyerang dan menghancurkan sebuah rumah di Beit Lahia, Gaza Utara, menurut sumber lokal pada hari Senin (2/12).
Saksi menginformasikan bahwa pencarian korban selamat masih berlangsung di bawah puing-puing bangunan di kawasan Proyek Beit Lahia, tempat wanita dan anak-anak berlindung.
Sejak 5 Oktober, Israel telah melaksanakan operasi darat besar di Gaza Utara, yang diduga bertujuan untuk mencegah penguatan kembali kelompok perjuangan Palestina, Hamas.
Namun, warga Palestina menuduh Israel berusaha untuk menduduki wilayah tersebut dan memaksa penduduknya untuk mengungsi.
Baca Juga: Siapa Paling Untung dari Perang? Produsen Senjata Cetak Rekor Penjualan!
Saat ini, hampir tidak ada bantuan kemanusiaan, termasuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar, yang diizinkan masuk ke daerah tersebut.
Diperkirakan 80.000 penduduk yang tersisa berada dalam keadaan rawan kelaparan.
Lebih dari 2.700 orang dilaporkan telah tewas di Gaza Utara, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Secara keseluruhan, serangan Israel yang dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 telah mengakibatkan lebih dari 44.400 orang tewas di Gaza, dan wilayah itu kini menjadi tidak layak huni.
Sebelumnya, pada 21 November, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk kepala pemerintahan Israel, Benjamin Netanyahu, dan mantan kepala pertahanan, Yoav Gallant, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Baca Juga: Komandan Israel Tewas di Gaza, Korban Militer Terus Berjatuhan
Israel juga menghadapi tuntutan terkait kasus genosida di Mahkamah Internasional terkait perang yang mematikan di Gaza.