Suara.com - Empat hari setelah kesepakatan gencatan senjata di Lebanon, laporan dari negara tersebut mengindikasikan bahwa rezim Israel telah melanggar perjanjian tersebut beberapa kali, yang mengakibatkan dua orang tewas.
Menurut Al-Araby Al-Jadeed, sebuah media berita pan-Arab yang berbasis di London, tentara Israel menyerang kota al-Khiyam di Lebanon selatan dengan tembakan artileri pada malam Sabtu dan dini hari Minggu.
Juga dilaporkan bahwa pesawat drone Israel terbang rendah di atas ibu kota Lebanon, Beirut, serta pinggiran selatan untuk pertama kalinya sejak dimulainya gencatan senjata pada Rabu (27 November). Drone tersebut juga terbang rendah di atas kota Baalbek, di timur laut Beirut.
Al-Araby Al-Jadeed mencatat bahwa pada hari Sabtu saja, rezim Israel telah melanggar gencatan senjata sebanyak 24 kali, sehingga total pelanggaran mencapai 62 sejak Rabu.
Baca Juga: Israel Serang Lagi! 3 Pekerja Kemanusiaan AS Jadi Korban di Gaza
Pelanggaran yang dilakukan termasuk serangan udara, tembakan artileri, aktivitas pesawat tak berawak, penembakan, infiltrasi ke desa-desa di selatan, serta pembakaran dan penghancuran kendaraan di berbagai wilayah Lebanon seperti Aitaroun, Bint Jbeil, dan daerah Al-Mutait.
Media tersebut melaporkan bahwa pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan oleh Israel telah menyebabkan setidaknya dua warga Lebanon kehilangan nyawa dan sepuluh lainnya terluka sejak gencatan senjata diberlakukan.
Gencatan senjata ini bertujuan untuk mengakhiri pertarungan yang telah berlangsung lebih dari setahun antara Israel dan Gerakan Perlawanan Hizbullah Lebanon, yang telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.