Suara.com - Sebuah video yang memperlihatkan aksi bullying atau perundungan melibatkansiswi SMP atau sekolah menengah pertama viral di media sosial. Kali ini menimpa seorang siswi SMP Negeri di Kota Serang, Banten.
Dalam video viral yang diunggah di akun X (dulu Twitter), @dhemit_is_back, tampak seorang siswi SMP berseragam dipukuli oleh sejumlah siswi lainnya.
Dalam video viral tersebut, korban yang merupakan siswi SMP itu sempat ditarik di bagian kepala hingga kerudungnya terlepas, kemudian dipukul di bagian wajah dan kepala hingga tersungkur ke tanah.
Bahkan korban dijambak dan ditendang secara membabi buta oleh sejumlah siswi tersebut sampai menangis kesakitan.
Baca Juga: Detik-Detik Kaesang Bawa Ayam Picu Spekulasi Liar Publik: Sentil Kasus Korupsi Gubernur Bengkulu?
Dari informasi yang dihimpun, korban berinisial A (14) merupakan siswi kelas 2 di SMP Negeri 23 Kota Serang. Sementara para pelaku pembullyan merupakan mantan teman sekolah korban di SMP Negeri 13 Kota Serang.
Dikonfirmasi, keluarga korban, Novian Hadi (31) membenarkan saudaranya menjadi korban pengeroyokan tersebut. Menurutnya, peristiwa dipicu karena adanya kesalahpahaman antara saudaranya dengan salah seorang pelaku.
"Iya benar, kejadiannya itu tanggal 23 Juli 2024. Kalau dari korban sendiri pengakuannya punya masalah sama salah satu pelaku, ada salah paham dari perkataan yang bikin si pelaku ga terima," kata Novian, Jumat (29/11/2024).
Novian mengungkapkan, sebelum dikeroyok saudaranya sempat dijemput dengan alasan diajak main oleh kedua temannya menggunakan sepeda motor ke daerah di Kelurahan Lopang, Kecamatan Serang, Kota Serang.
"Waktu pulang sekolah, sampai di rumah dijemput sama temannya, bahwasanya mau diajak main. Ternyata dibawa ke lapangan, di situ udah ada teman-temannya yang lain, mungkin sudah direncanakan untuk membuki atau mengeroyok," ujarnya.
Baca Juga: Viral Warga Ngaku Dapat Hadiah Gas Melon dari PDIP, Admin Gerindra: Enaknya Diapain Ini?
Kata Novian, saat dikeroyok saudaranya diselamatkan oleh seorang warga yang kebetulan melihat kejadian tersebut. Bahkan saudaranya itu sempat ditinggalkan oleh para pelaku dan tak diantarkan pulang kembali.
"Ada warga di situ yang melerai, akhirnya ditinggalin. Sama si warga ini dipesenin Maxim untuk pulang. Dia (korban) ga diantar pulang sama pelaku. Sampai di rumah langsung nangis, pas ditanya ternyata dikeroyok sama teman-temannya," terang Novianto.
Diakui Novianto, saudaranya mengalami trauma pasca mengalami pengeroyokan yang dilakukan oleh teman-temannya tersebut. Bahkan untuk pulang pergi ke sekolah pun harus diantar oleh pihak keluarga.
"Tentu trauma ada ya, apalagi dikeroyok ramean gitu. Kalau luka serius ga ada karena kan dipukulnya di kepala. Biasanya ke sekolah berangkat sendiri pakai Maxim, setelah kejadian itu diantar sama kakaknya, berangkat diantar, pulang dijemput karena mungkin ada rasa takut," ucapnya.
Ia menyampaikan, kasus tersebut telah dilaporkan oleh pihak keluarga ke Polresta Serang Kota sejak bulan Juli 2024. Namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari pelaporan tersebut.
"Sudah laporan dari Juli 2024. Kalau harapan dari keluarga agar tetap diproses secara hukum. Kalau untuk permohonan maaf, mungkin dari pihak korban sudah memaafkan, tetap secara hukum harus berjalan," tegasnya.
Sementara itu, Kasatreskrim Polresta Serang Kota Kompol Hengki Kurniawan mengakui telah menerima pelaporan yang dilakukan oleh pihak keluarga korban.
Kata dia, kasus pembullyan siswi SMP itu kini masih dalam proses penyelidikan pihak kepolisian Polres Serang Kota.
"Betul, untuk laporan sudah diterima dan sedang proses penanganan," ujar Hengki singkat.
Kontributor : Yandi Sofyan