Jumlah Golput dan Gerakan Coblos Semua di Jakarta Lebih Banyak dari Pemilih Pram-Rano, Bukti Rakyat Apatis?

Jum'at, 29 November 2024 | 09:38 WIB
Jumlah Golput dan Gerakan Coblos Semua di Jakarta Lebih Banyak dari Pemilih Pram-Rano, Bukti Rakyat Apatis?
Massa dari Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) menggelar aksi demo di depan Kantor KPU Jakarta, Senin (23/9/2024). mereka menyuarakan coblos semua paslon di Pilkada Jakarta. (Suara.com/Alfian)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jumlah partisipasi masyarakat Jakarta dalam pemilihan cagub dan cawagub di Pilkada 2024 disebur turun drastis dibandingkan ketika Pilkada Jakarta 2017.

Data dari Gerakan Politik Salam 4 Jari, angka partisipasi publik tercatat 70 persen ketika Pilkada Jakarta 2017. Sementara ketika Pilkada Jakarta 2024 menjadi hanya 58 persen atau sebanyak 4.764.125 dari total daftar pemilih tetap (DPT) 8.214.000 orang.

Sementara itu, angka golput tercatat mencapai 42 persen atau 3.449.882 orang. Serta terdapat pula protest voting melalui Gerakan Coblos Semua yang dihitung dari jumlah surat suara tidak sah, yakni 8,6 persen atau sebanyak 412.324 orang.

Koinisiator Gerakan Politik Salam 4 Jari John Muhhamad menyampaikan, jika jumlah angka golput dan Gerakan Coblos Semua digabung mencapai 3.862.206 suara atau sebesar 50,6 persen dari total DPT.

Baca Juga: Kubu Dharma-Kun Kasih Selamat ke Pram-Rano Jadi Cagub-Cawagub Terpilih: Kita Contoh Pilpres Amerika

“Besarnya jumlah angka Golput dan Gerakan Coblos Semua menunjukkan jauh lebih besar daripada angka yang diperoleh paslon 03 Pram-Rano sebanyak 2.178.762 suara," kata John dalam keterangannya, Jumat (29/11/2024).

Selain itu, jumlah surat suara tidak sah juga hanya terpaut sedikit lebih rendah dari suara yang diperoleh paslon 02 Dharma-Kun sebanyak 458.147. Menurut John, kondisi ini menunjukan kalau warga Jakarta tidak sepenuhnya menghendaki para calon cagub-cawagub yang kemarin bertanding.

"Ini menunjukan bahwa warga Jakarta yang merupakan pemilih rasional sudah apatis terhadap calon yang diusung elit politik,” kata dia.

Para Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta foto bersama usai membacakan Deklarasi kampamye damai di Kawasan Kota Tua, Jakarta, Selasa (24/9/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Para Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta foto bersama usai membacakan Deklarasi kampamye damai di Kawasan Kota Tua, Jakarta, Selasa (24/9/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

Dia juga menyebut kalau hitung cepat Pilkada Jakarta 2024 membuktikan bahwa perlawanan rakyat yang kritis dan beroposisi semakin menguat. Dengan demikian, kelompok masyarakat sipil dapat menjadikan ini sebagai pelajaran berharga.

Menurutnya, elit politik ke depan harus lebih mendengarkan aspirasi rakyat. Selain itu, hasil ini merupakan modal politik dalam upaya membangun oposisi yang ideal dengan tujuan mengoreksi kebijakan Presiden Prabowo Subianto.

Baca Juga: KPU Jakarta Tegaskan Tak Sampaikan Real Count dan Quick Count: Yang Dipublikasikan Foto C Hasil

“Rakyat kritis sebenarnya sedang mengeluh karena pasangan calon yang tersedia tidak menarik, tidak sesuai dengan aspirasi warga, dan secara proses Pilkada ini sejak awal sudah terindikasi akal-akalan," ucap John.

Diketahui, Pilkada Jakarta 2024 diikuti tiga pasangan calon. Paslon nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono, paslon nomor urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardana, dan paslon ketiga Pramono Anung-Rano Karno.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI