Suara.com - Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengatakan adanya dugaa kecurangan dalam Pilkada di Jawa Tengah baru akan bisa dibuktikan jika sudah ada laporan masuk ke Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu.
Hal itu disampaikan Dasco usai ditanya soal adanya dugaan kecurangan yang terjadi di Pilkada Jateng seperti yang disampaikan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Mungkin akan bisa dibuktikan apabila kemudian ada laporan ke Bawaslu, ke Gakkumdu nanti kita akan lihat bagaimana prosesnya," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (28/11/2024).
Dasco menyebut mengenai adanya dugaan tersebut sudah dirinya dengar dari berbagai pemberitaan media massa.
Baca Juga: Andika-Hendi Ditekuk di 'Kandang Banteng', Megawati Meradang Singgung Etika dan Moral
"Jadi saya pikir apa yang disampaikan tadi dan juga kemudian ada di beberapa media," katanya.
Keritik Megawati
Sebelumnya, Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri mengkritik adanya upaya politik menghalalkan segala cara dalam Pilkada 2024. Ia menyoroti kekalahan pasangan cagub-cawagub PDIP di Jawa Tengah Andika-Hendi yang kalah di 'Kandang Banteng'.
Hal itu seperti disampaikan Megawati dalam sebuah video yang dilihat Suara.com, Rabu (27/11/2024) malam.
Ia awalnya menyampaikan, jika Demokrasi kini terancam mati akibat kekuatan yang menghalalkan segala cara. Kekuatan ini mampu menggunakan sumber daya dan alat-alat negara.
Baca Juga: Usai Pantau Quick Count, Megawati Nyatakan Sikap Politik Prihatin: Demokrasi Terancam Mati!
Menurut Mega hal itu nampak di beberapa wilayah yang saya amati terus menerus seperti Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, hingga Sulawesi Utara dan berbagai provinsi lainnya.
"Di Jawa Tengah misalnya, saya mendapatkan laporan betapa masifnya penggunaan penjabat kepala daerah, hingga mutasi aparatur kepolisian demi tujuan politik elektoral," kata Megawati dalam video.
"Ini tidak boleh dibiarkan lagi, mengingat Mahkamah Konstitusi telah mengambil keputusan penting bahwa aparatur negara yang tidak netral, bisa dipidanakan," sambungnya.
Ia mengaku sangat mengenal baik Jawa Tengah, sebab dirinya terpilih sebanyak tiga kali sebagai anggota DPR dari sana. Untuk itu, Jateng baginya bukan hanya sekedar Kandang Banteng.
Menurutnya, seharusnya jika melihat energi pergerakan rakyat, simpatisan, dan kader yang militan dan seharusnya tidak akan terkalahkan jika pilkada dilakukan secara fair, jujur, dan berkeadilan.
"Saya mengenal baik Jawa Tengah dengan baik. Saya terpilih sebagai anggota DPR RI tiga kali. Jawa Tengah bukan hanya “kandang banteng”, namun menjadi tempat persemaian gagasan nasionalisme dan patriotisme. Saya melihat energi pergerakan rakyat, simpatisan, dan kader yang militan dan seharusnya tidak akan terkalahkan jika pilkada dilakukan secara fair, jujur, dan berkeadilan," katanya.
"Namun dalam situasi ketika segala sesuatu bisa dimobilisasi oleh kekuasaan, maka yang terjadi adalah pembungkaman. Apa yang terjadi saat ini sudah diluar batas-batas kepatutan etika, moral dan hati nurani," sambungnya.