Andika-Hendi Ditekuk di 'Kandang Banteng', Megawati Meradang Singgung Etika dan Moral

Rabu, 27 November 2024 | 22:15 WIB
Andika-Hendi Ditekuk di 'Kandang Banteng', Megawati Meradang Singgung Etika dan Moral
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputeri. [Tangkapan layar akun YouTube]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDIP) Megawati Soekarnoputri mengkritik adanya upaya politik menghalalkan segala cara dalam Pilkada 2024. Ia menyoroti kekalahan pasangan Cagub-Cawagub PDIP di Jawa Tengah Andika-Hendi yang kalah di 'Kandang Banteng'.

Pernyataan itu disampaikan Megawati dalam video yang dilihat Suara.com, Rabu (27/11/2024) malam.

Ia awalnya menyampaikan, jika demokrasi kini terancam mati akibat kekuatan yang menghalalkan segala cara. Kekuatan ini mampu menggunakan sumber daya dan alat-alat negara.

Hal itu, kata dia, nampak di beberapa wilayah yang saya amati terus menerus seperti Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, hingga Sulawesi Utara dan berbagai provinsi lainnya.

Baca Juga: Usai Pantau Quick Count, Megawati Nyatakan Sikap Politik Prihatin: Demokrasi Terancam Mati!

"Di Jawa Tengah misalnya, saya mendapatkan laporan betapa masifnya penggunaan penjabat kepala daerah, hingga mutasi aparatur kepolisian demi tujuan politik elektoral," kata Megawati dalam video.

"Ini tidak boleh dibiarkan lagi, mengingat Mahkamah Konstitusi telah mengambil keputusan penting bahwa aparatur negara yang tidak netral, bisa dipidanakan," sambungnya.

Ia mengaku sangat mengenal baik Jawa Tengah, sebab dirinya terpilih sebanyak tiga kali sebagai anggota DPR dari sana. Untuk itu, Jateng baginya bukan hanya sekedar Kandang Banteng.

Menurutnya, seharusnya jika melihat energi pergerakan rakyat, simpatisan, dan kader yang militan dan seharusnya tidak akan terkalahkan jika pilkada dilakukan secara fair, jujur, dan berkeadilan.

"Saya mengenal baik Jawa Tengah dengan baik. Saya terpilih sebagai anggota DPR RI tiga kali. Jawa Tengah bukan hanya 'kandang banteng', namun menjadi tempat persemaian gagasan nasionalisme dan patriotisme."

Baca Juga: Megawati Segera Keluarkan Sikap Politik karena Endus Anomali di Pilkada, Hasto Sebut 'Partai Cokelat' Tak Netral

"Saya melihat energi pergerakan rakyat, simpatisan, dan kader yang militan dan seharusnya tidak akan terkalahkan jika pilkada dilakukan secara fair, jujur, dan berkeadilan," katanya.

Ia mengemukakan bahwa di Jawa Tengah telah terjadi mobilisasi kekuasaan untuk memenangkan paslon tertentu.

"Namun dalam situasi ketika segala sesuatu bisa dimobilisasi oleh kekuasaan, maka yang terjadi adalah pembungkaman. Apa yang terjadi saat ini sudah di luar batas-batas kepatutan etika, moral dan hati nurani," sambungnya.

Untuk itu, ia pun meminta kepada seluruh simpatisan, anggota dan kader PDIP serta seluruh rakyat Indonesia, untuk tak takut menyuarakan kebenaran.

"PDI Perjuangan tidak akan pernah lelah berjuang bagi keadilan dan melawan berbagai bentuk intimidasi kekuasaan. Ingat, bahwa pilkada seharusnya mencerminkan peningkatan peradaban, etika, moral, hari nurani harus jelas tergambarkan," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI