Suara.com - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie menyatakan, tak masalah bila para mahasiswa dan dosen menggunakan artificial intelligence (AI) dalam kegiatan akademis. Stella menekankan bahwa penggunaan Ai sebenarnya berguna untuk efisiensi waktu dan mengembangkan diri.
Tak hanya Ai, Stella mengatakan kalau penggunaan digital secara umum perlu dipastikan memberikan kebermanfaatan terhadap dua hal tersebut.
"Yang ingin kita galakan dari kementerian adalah penggunaan digital yang sungguh-sungguh meningkatkan efisiensi, apakah itu untuk mahasiswa, dosen atau administrasi kampus. Dan tentu perkembangan diri," kata Stella ditemui di Hotel Westin, Jakarta, Selasa (26/11/2024).
Saat masih aktif sebagai ilmuwan, Stella mengaku kalau dirinya juga telah memanfaatkan digital untuk mempermudah tugasnya, yakni Google Scholar. Platform tersebut berupa mesin pencari publikasi ilmiah yang dapat diakses secara gratis.
Baca Juga: Terbongkar, Ternyata Begini Cara Mudah Bedakan Tulisan Manusia dengan AI!
Bagi Stella, memanfaatan Google Scholar membuatnya lebih mudah dan cepat menemukan berbagai jurnal ilmiah yang dibutuhkan.
"Dulu sebelum ada Google Scholar sulit menemukan paper untuk pertemukan paper. Sekarang dengan adanya itu, setiap hari melihat itu. Itu meningkatkan efisiensi saya dan mengembangkan diri sebagai pemikir dan ilmuwan apa yang sudah ada di situ," imbuh lulusan Harvard University tersebut.
Pada akhirnya, Stella mengingatkan, baik mahasiswa dan dosen bisa gunakan Ai selama tetap mengembangkan diri atas bantuan digital tersebut.
"Pertanyaan pentingnya, waktu gunakan Ai, apakah menaikan efisienai atau menurunkan efisiensi. Kalau terlalu banyak yang harus di upload, terlalu banyak administrasi, itu menurunkan efisiensi. Dan apakah itu mengembangkan diri, membuat kita jadi lebih kritis, atau menurunkan kita," tegas Stella.
Baca Juga: Mapel Coding dan AI untuk SD, Kebijakan FOMO atau Kebutuhan Pendidikan?