Suara.com - Presiden RI Prabowo Subianto dinilai mulai merasa kewalahan memiliki kabinet gemuk dengan 48 menteri dan 59 wakil menteri.
Pengamat politik Ray Rangkuti mengemukakan, Prabowo nampaknya akan langsung melakukan perombakan kabinet atau reshuffle pada 100 hari pertama kepemimpinannya.
"Saya punya keyakinan 100 hari pertama Pak Prabowo ini akan ada reshuffle dan boleh jadi pemangkasan anggota kabinet yang terlalu besar. Sekarang mulai terlihat kelabakan Pak Prabowo untuk mengatur pembengkakan anggota kabinet yang luar biasa," kata Ray menjawab pertanyaan Suara.com di Jakarta, Senin (25/11/2024).
Tak sekadar reshuffle atau pergantian jabatan, Ray mengatakan bahwa Prabowo bisa jadi akan lakukan restrukturisasi kabinet agar lebih ramping.
Baca Juga: Prabowo Tak Bisa Gunakan Hak Politik di Jakarta Meski Dukung RK-Suswono, Gibran Nyoblos di Solo
Pada saat itu juga jadi penentu, apakah Prabowo masih akan mempertahankan orang-orang bawaan Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) atau tidak.
Namun dilihat dari Pilkada serentak saat ini, menurut Ray, pengaruh politik Jokowi terlihat mulai lemah.
Hal itu terlihat dari Pilkada Jakarta dan Jawa Tengah yang elektabilitas paslon dukungan Jokowi dan Prabowo justru stagnan.
"Pelaku politik di sekitar Pak Pak Prabowo yang pengaruhnya semakin lemah posisinya ini adalah Pak Jokowi. Setidaknya terlihat dari kasus Jakarta dan Jawa Tengah. Mungkin di situlah Prabowo akan mempertimbangkan (tidak mempertahankan orang Jokowi)," ujar Ray.
Susunan kabinet saat ini memang jadi potret kalau pemerintahan Prabowo masih dalam bayang-bayang Jokowi.
Baca Juga: Baru 59 Anak Buah Prabowo Setor LHKPN ke KPK, 50 Lagi Belum Lapor, Kenapa?
Ray mengatakan, sebenarnya tidak mudah menganalisa alasan Prabowo masih mau berada di bawah bayang mantan Gubernur Jakarta tersebut.