Kekhawatiran Mendes Yandri Soal Urbanisasi Berlebihan: Jangan Sampai Seperti di Jepang

Senin, 25 November 2024 | 13:51 WIB
Kekhawatiran Mendes Yandri Soal Urbanisasi Berlebihan: Jangan Sampai Seperti di Jepang
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDTT) Yandri Susanto. (Suara.com/Lilis)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDTT) Yandri Susanto meminta arus urbanisasi bisa dijaga agar tidak terus naik. Dia menyampaikan bahwa aktivitas urbanisasi harus dikontrol agar tetap ada masyarakat yang tinggal dan bekerja di desa.

Yandri menyebut Jepang sebagai contoh nyata dari bahaya urbanisasi yang tidak terkontrol. Saat ini, desa-desa di Jepang bahkan hampir kosong karena terus ditinggalkan oleh masyarakat, terutama generasi muda.

"Saya beberapa kali mengingatkan, desa jangan sampai terjadi seperti di Jepang. Karena 93 persen penduduk Jepang itu ada di kota, yang ada di desa hanya 7 persen. Sehingga rumah yang dulu berjaya di desa itu sekarang dijual oleh Pemerintah Jepang hanya 500 dolar aja gak laku, karena desa-desa Jepang ditinggal, ini berbahaya," kata Yandri saat sambutan dalam penandatangann MoU bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Gedung Mina Bahari IV, Jakarta, Senin (25/11/2024).

Padahal, lanjut Yandri, kehidupan di kota besar di Jepang kian sulit dengan persaingat yang makin kuat. Menurutnya, itu pula yang jadi salah satu penyebab banyak orang di Jepang lakukan bunuh diri. Dia menekankan, jangan sampai hal serupa terjadi di Indonesia. Itu sebabnya, urbanisasi perlu dikontrol.

Baca Juga: Buntut Kisruh Apdesi Vs Said Didu, Mendes Yandri Soesanto Ingatkan Kades Tak Cawe-cawe Pembebasan Lahan

"Kita gak mau arus urbanisasi di Indonesia itu menyusul seperti di Jepang. Karena fondasi kita di Indonesia itu yang paling kuat dari desa. Desa adalah keunggulan kita," katanya.

Yandri menyebut kalau jumlah desa di Indonesia saat ini ada lebih dari 75 ribu. Puluhan ribu desa tersebut memiliki keberagamannya sendiri. Diakui Yandri juga kalau desa-desa tersebut belum semuanya telah mandiri dan maju. Karena itu, selalu diperlukan peran pemerintah untuk membantu desa terus berkembang.

"Ada desa mandiri, desa maju, desa berkembang, desa bertinggal. Kondisinya memang ada yang belum punya listrik, ada yang belum punya sinyal, ada yang belum punya kebutuhan dasar infrastruktur. Itu tentu adalah kondisi yang memang mesti kita sama-sama bantu," katanya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2020, jumlah populasi yang tinggal di perkotaan diperkirakan telah mencapai 57,3 persen dari populasi total Indonesia. BPS juga memperkirakan kalau penduduk Indonesia yang tinggal di wilayah perkotaan akan terus meningkat menjadi 66,6 persen pada 2035.

Baca Juga: Sungai Ciujung Tercemar, Yandri Susanto Sebut Ratusan Ribu Jiwa di 4 Kecamatan Terdampak

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI