Suara.com - Scott Bessent, yang baru saja dicalonkan oleh Donald Trump sebagai Sekretaris Keuangan AS, mengungkapkan prioritas utamanya dalam mengimplementasikan janji pemotongan pajak yang disampaikan selama kampanye.
Dalam wawancara dengan Wall Street Journal yang dipublikasikan pada hari Minggu, Bessent menjelaskan bahwa kebijakan pemotongan pajak yang dimaksud meliputi menjadikan pemotongan pajak periode pertama Trump sebagai permanen. Kebijakan tersebut juga mencakup penghapuskan pajak untuk tip, tunjangan jaminan sosial, dan upah lembur.
Bessent juga berencana untuk memperkenalkan tarif baru, memotong pengeluaran negara, dan mempertahankan status dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia.
Dia menegaskan bahwa kebijakan fiskal yang lebih ketat akan menjadi salah satu cara untuk mengurangi defisit anggaran dan memperkuat posisi ekonomi AS di kancah internasional.
Baca Juga: 1 dari 3 Remaja Yahudi Amerika Dukung Hamas, Ungkap Studi Israel
Sebagai calon Sekretaris Keuangan, Bessent membawa pengalaman luas di dunia keuangan, termasuk bekerja dengan investor makro ternama seperti George Soros dan Jim Chanos.
Ia dikenal sebagai pendukung reformasi pajak dan deregulasi, terutama untuk mendorong pinjaman bank dan produksi energi.
Bessent juga pernah menulis artikel opini untuk Wall Street Journal, di mana dia mengemukakan perlunya pembaruan kebijakan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat.
Sebagai Sekretaris Keuangan, Bessent akan menjadi pejabat ekonomi tertinggi di AS, bertanggung jawab atas pengelolaan ekonomi terbesar dunia, termasuk pemungutan pajak, pembayaran tagihan negara, dan pengelolaan pasar utang Treasury yang mencapai $28,6 triliun.
Selain itu, ia juga akan memiliki pengaruh besar dalam kebijakan sanksi finansial AS, serta pengawasan terhadap lembaga keuangan internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia.
Baca Juga: Donald Trump Rogoh Kocek Sekitar Rp15 Miliar untuk Rawat Penampilan dan Operasi Plastik