Suara.com - Donald Trump, mantan Presiden Amerika Serikat yang kerap dikenal karena penampilannya yang mencolok dan gaya rambut khasnya, dilaporkan telah menghabiskan hampir $1 juta (sekitar Rp15,6 miliar) untuk prosedur kosmetik selama bertahun-tahun.
Menurut pakar bedah plastik selebriti Dr. Gary Motykie, Trump telah berinvestasi besar-besaran dalam berbagai perawatan untuk mempertahankan citra dirinya, termasuk dalam mengatasi masalah kerontokan rambut.
Dr. Motykie memperkirakan bahwa Trump telah menghabiskan sekitar $160.000 (sekitar Rp2,5 miliar) untuk transplantasi rambut, termasuk beberapa operasi besar seperti teknik pengencangan garis rambut dan flap technique.
Spekulasi ini diperkuat oleh klaim dari mendiang mantan istrinya, Ivana Trump, yang menyebut Trump pernah menjalani operasi pengurangan kulit kepala untuk memperbaiki garis rambutnya. Selain itu, Ivana juga mengungkapkan bahwa Trump pernah menjalani liposuction di bagian dagu dan pinggang.
Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Donald Trump Akan Pecat Ribuan Personel Transgender dari Militer AS
Selain fokus pada rambut, Dr. Motykie juga menduga Trump telah mengeluarkan sekitar $80.000 (sekitar Rp1,25 miliar) untuk perawatan gigi, termasuk pemasangan veneer guna meningkatkan senyumnya.
Namun, perhatian terhadap prosedur kosmetik Trump bukan satu-satunya topik hangat. Belakangan, kekhawatiran publik juga muncul terkait kesehatannya setelah beberapa komentar aneh dalam pidato dan kesan enggan saat berbicara tentang istrinya, Melania Trump.
Berbeda dengan Donald, Melania Trump tampaknya lebih hemat dalam hal prosedur kosmetik. Dr. Motykie memperkirakan bahwa biaya perawatan estetika Melania berada di kisaran $45.000 hingga $50.000 (sekitar Rp700 juta hingga Rp780 juta).
Meski begitu, Melania yang dikenal karena penampilannya yang selalu elegan dan menawan, disebut telah menjalani beberapa perawatan ringan seperti rhinoplasty (operasi hidung), filler pada pipi dan bibir, serta suntikan Botox.
Namun, Melania pernah menyatakan kepada GQ bahwa dirinya menolak penggunaan Botox dan filler, dengan alasan ingin "menua dengan anggun". Pernyataan ini memicu perdebatan, mengingat spekulasi mengenai beberapa perubahan pada wajahnya selama bertahun-tahun.